BALI|PARADISO.CO.OD – Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) yang ke-7 resmi digelar tanggal 10-11 Juni 2021 di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua. Inilah event berskala international yang resmi diselenggarakan di Bali sebagai respon atas kepedulian pariwisata Bali ditengah masa pandemi. BBTF ke-7 ini diselenggarakan dengan penuh rasa optimisme agar pariwisata Indonesia umumnya dan Bali pada khususnya segera pulih.
Meski perbedaan jarak dan waktu memisahkan para buyer, rekan bisnis di berbagai belahan dunia namun tidak memadamkan semangat dan optimisme atas pariwisata Bali dan Indonesia secara general.
145 sellers dari 14 Provinsi di Indonesia termasuk Bali, Jakarta, Lampung, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara serta 192 buyers terdaftar dari 20 negara berasal dari Indonesia, United Kingdom, Australia, France, Amerika, dan Asia secara keseluruhan mengikuti event yang berlangsung secara offline dan daring ini.
Demikian dijelaskan Ketut Ardana, Chairman BBTF ke – 7 saat konperensi pers yang berlangsung di Nusa Dua, Bali.
Menurut Ardana, tahun ini tema BBTF adalah “Exploring Sustainable & Wellness Tourism” atau “Menjelajahi Pariwisata Berkelanjutan & Kebugaran”. Tema ini mencerminkan keterlibatan industri pariwisata Indonesia sebagai seller untuk membangkitkan ekonomi pariwisata dan promosi destinasi maupun produk wisata berkelanjutan terbaik dengan kearifan lokal sebagai destinasi ramah lingkungan, kaya budaya dan tradisi.
Pembukaan BBTF ke-7 ini ditandai sebelumnya dengan talkhow yang menampikan para pembicara antara lain Rizky Handayani , Deputi Bidang Produk Wisata & Penyelenggara Kegiatan Badan Pariwisata & Ekonomi Kreatif, I Ketut Ardana – Ketua Komite BBTF 2021, Ida Bagus Agung Partha Adnyana – Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali serta Shana Fatina – Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuhan Bajo – sekaligus mewakili Badan Otorita Pariwisata Danau Toba dan dipandu oleh moderator sekaligus komite koordinasi media BBTF, Yoke Darmawan.
BBTF ke-7 ini secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati – Wakil Gubernur Bali yang ditandai dengan pemukulan lesung.
“BBTF sebagai ajang pertemuan bisnis ke bisnis dalam industri pariwisata nasional dan internasional – ikut mengambil peran penting dalam penyampaian informasi dan edukasi masyarakat dan rekan kerja luar negeri (buyers) yang akan mengirimkan wisatawan ke Indonesia – BBTF perkenalkan exhibitors (sellers) dengan konsep pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) dan pengembangan wisata wellness serta kesehatan – health tourism”, demikian dijelaskan I Ketut Ardana, selaku Ketua Panitia BBTF 2021 sekaligus Ketua ASITA Bali.
Mengingat besarnya tingkat ketergantungan perekonomian Bali terhadap sektor pariwisata, dalam jangka pendek pola pemulihan ekonomi Bali tergantung dari pola kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Pada tahapan selanjutnya yaitu membuka border jadi penting.
Dalam jangka panjang, terdapat beberapa langkah kebijakan yang telah dilakukan. Pertama, mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru. Covid-19 mengajarkan bahwa Bali perlu melakukan diversifikasi pertumbuhan ekonomi sehingga tidak hanya tergantung kepada sektor pariwisata. Kedua, mendorong quality tourism. Perlunya akselerasi pengembangan pariwisata Bali untuk health tourism, cruise tourism, serta MICE. Ketiga, mendorong pembangunan / pengembangan infrastruktur baik infrastruktur dasar maupun infrastruktur terkait pariwisata.
BBTF ini diselenggarakan secara online & offline. Ini adalah kali pertama dilakukan dengan menyesuaikan situasi pandemi. Adanya perbedaan waktu Bali dengan waktu dari buyer yang mengikuti acara secara online khususnya dari benua Australian, Europe dan USA menjadi tantangan sendiri – misalnya Australian time 2 – 3 jam lebih cepat dari Bali time. Europe time 6 – 7 jam lebih lambat dari Bali time. USA time 12 – 13 jam jauh lebih lambat dari pada Bali time. Sehingga panitia pasti harus mengorbankan salah 2 dari ke 3 benoa tersebut. Selain itu keikutsertaan para seller di Bali tidaklah mungkin mengikuti online event 24 jam per hari.
“Kedepan jika pandemi sudah berakhir maka panitia akan kembali menyelenggarakan event BBTF secara offline, hal ini untuk menjaga reputasi menyelenggarakan event bertaraf international. Nama baik Bali dan Indonesia harus tetap dijaga dan pertaruhkan,” tegas Ardana.
“Tahun ini BBTF mampu menarik lebih dari 145 sellers dari 14 Provinsi di Indonesia termasuk Bali, Jakarta, Lampung, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
Ada 192 buyers terdaftar dari 20 negara – tahun ini paling banyak berasal dari Indonesia, United Kingdom, Australia, France, Amerika, dan Asia secara keseluruhan. Dilengkapi dengan kehadiran rekan-rekan Media secara offline dan puluhan media antusiasi lewat online – Live streaming.
BBTF akan terus bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia terus bekerja bahu – membahu bersama untuk mencapai target pariwisata Indonesia.
Acara BBTF yang ke-7 ini diyakini sebagai Indonesia’s leading trade show yang bisa dibanggakan – alat mempromosikan “Bali and Beyond” destinasi, provinsi Indonesia, dan produk perjalanan sustainable. ***
Editor – Igo Kleden