JAKARTA|PARADISO.CO.ID – Microsoft secara resmi mengumumkan ketersediaan umum Microsoft Cloud for Sustainability, termasuk di Indonesia, mulai 1 Juni. Teknologi komputasi awan ini akan memungkinkan organisasi untuk mempercepat serta memperluas transformasi organisasi di setiap tahap sustainability masing-masing melalui kemampuan ESG (Environment / lingkungan, Social / sosial, dan Governance / tata kelola) Microsoft dan ekosistem mitra global Microsoft yang terus berkembang.
“Di Microsoft, kami bertanggung jawab atas dampak footprint dan berinisiatif menggerakkan semakin banyak pihak agar membuat perubahan positif di bidang sustainability. Untuk itu, kami terlibat aktif dalam mengadvokasi kelestarian lingkungan di ruang publik dan bermitra dengan para pemangku kepentingan demi mencapai hal ini. Mengingat bagaimana solusi digital berbasis cloud kini memainkan peranan yang semakin penting dalam kehidupan kita, ketersediaan umum Microsoft Cloud for Sustainability kami harap dapat mempercepat berbagai upaya sustainability yang ada. Selangkah demi selangkah, kita akan dapat memberdayakan kelestarian lingkungan, menciptakan dampak positif, dan mencapai pertumbuhan yang lebih inklusif di dunia, termasuk Indonesia,” ujar Fiki Setiyono, Azure Business Group Lead, Microsoft Indonesia.
Ketersediaan Microsoft Cloud for Sustainability menjadi semakin penting bagi negara-negara di Asia Pasifik seperti Indonesia karena Asia Pasifik menyumbang sekitar 52% emisi karbon dioksida global pada 2020. Data juga memperkirakan bagaimana negara-negara ASEAN dapat kehilangan 37,4% PDB pada 2048 mendatang jika tidak ada aksi nyata yang diambil mengenai perubahan iklim. Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk mencapai netral karbon pada 2060, sebuah komitmen yang harus ditindaklanjuti dan menjadi tanggung jawab bersama.
“Kelestarian lingkungan sudah bukan lagi menjadi upaya CSR organisasi, melainkan faktor pendorong kesuksesan bisnis dan ekonomi yang begitu kritikal. Elemen sustainability perlu menjadi bagian utama dari seluruh kegiatan operasional bisnis. Menyambut hari lingkungan hidup sedunia yang jatuh pada 5 Juni mendatang, hendaknya semangat kita untuk memberdayakan sustainability di Indonesia semakin besar,” lanjut Fiki.
Mengubah komitmen sustainability menjadi aksi nyata dengan data intelligence yang lebih baik
Melalui ketersediaan umum Microsoft Cloud for Sustainability, Microsoft dan mitra Microsoft dapat membantu organisasi untuk:
- Menyatukan data intelligence secara lebih efektif melalui pengumpulan dan penghubungan data IoT di perangkat dengan layanan di edge ataupun cloud yang komprehensif. Kini, Microsoft Sustainability Manager akan membantu organisasi untuk mencatat, melapor, dan mengurangi dampak lingkungan mereka secara mudah melalui koneksi data yang lebih terotomatisasi, sehingga memberikan insights yang dapat ditindaklanjuti.
- Membangun sustainable IT Infrastructure yang andal dan tangguh dengan memindahkan beban kerja ke cloud, sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan karbon maupun energi. Adapun aplikasi Emissions Impact Dashboard di Microsoft Cloud for Sustainability akan menyediakan pengguna dengan informasi transparan mengenai emisi yang mereka hasilkan dari penggunaan layanan komputasi awan Microsoft mereka.
- Mengurangi dampak lingkungan kegiatan operasional. Berbekalkan solusi digital yang dihadirkan, organisasi dapat memaksimalkan efisiensi aset dan produksi mereka, serta bertransisi ke energi bersih.
- Menciptakan rantai nilai yang lebih berkelanjutan. Melalui teknologi digital, organisasi juga memiliki transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik terhadap rantai nilai mereka – mulai dari bahan baku, pengembangan produk, hingga distribusi. Adanya pendekatan data-first dapat membantu organisasi mendapatkan visibilitas yang dibutuhkan untuk mendorong efisiensi, mengurangi emisi, dan merancang pengelolaan limbah.
Inovasi di bidang sustainability selama lebih dari satu dekade terakhir
Microsoft sendiri telah memulai perjalanan sustainability-nya dengan menetapkan tujuan karbon pertama perusahaan di lebih dari satu dekade lalu, yakni menjadikan Microsoft sebagai perusahaan negatif karbon, positif air, dan nirlimbah pada tahun 2030. Ambisi ini mendorong Microsoft untuk terus berinovasi mengelola data dengan lebih bertanggung jawab dan menyelaraskan kembali visi serta strategi perusahaan dengan komitmen ESG. Per tahun 2021, Microsoft telah mengalokasikan AS$471 juta (sekitar Rp6,78 triliun[1]) untuk mengakselerasi pencapaian tujuan karbon, air, dan limbah; mengurangi penggunaan plastik sekali pakai hingga 18% dari seluruh kemasan produk Microsoft, serta menandatangani perjanjian pembelian energi terbarukan hingga 5,8 gigawatt (GW) di 10 negara.
Di Indonesia, Microsoft bermitra dengan startup Jejak.in untuk menggunakan teknologi IoT dan Azure AI Services guna mendukung organisasi mencapai tujuan keberlanjutan mereka. Kini, berbagai solusi Jejak.in telah dipercaya oleh organisasi-organisasi di Indonesia untuk mengembangkan solusi penghitungan jejak karbon, seperti oleh MRT Jakarta, Gojek, dan One Tree Planted, serta Kemenparekraf, Kepulauan Aru, dan Bank Aladin Syariah.***rls/go