Bandung, Jawa Barat (Paradiso) – Penerapan kebijakan physical distancing mempengaruhi kebiasaan berwisata masyarakat di tengah pandemi. Wisatawan kini lebih berhati-hati dan menghindari tempat wisata yang ramai. Di tahap Adaptasi Kebiasaan Baru atau New Normal saat, wisatawan lebih memilih melakukan perjalanan jarak dekat atau dengan waktu tempuh yang singkat.
Terlebih, sektor pariwisata yang diizinkan untuk dibuka adalah kawasan pariwisata alam yang berada di kabupaten dan kota dalam zona hijau atau zona biru. Sementara zona lain akan diatur sesuai dengan kesiapan daerah serta pengelola kawasan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar Dedi Taufik mengatakan, pembukaan sektor pariwisata dilakukan bertahap sesuai dengan level kewaspadaan dan Peraturan Gubernur (Pergub) Jabar Nomor 46 Tahun 2020. Pembukaan ini dilakukan karena Jabar sudah memasuki level kuning.
“Dari 27 kabupaten/kota, beberapa wilayah di Jabar telah berada di zona biru atau hijau. Sesuai dengan aturan gubernur Jawa Barat, yang berada objek wisata di zona biru atau hijau sudah boleh untuk melakukan AKB namun dengan tetap melaksanakan pencegahan penyebaran Covid-19,” ungkap Dedi saat menerima rombongan Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwarparekraf) di Gedung Sate, Bandung, Sabtu (29/08/2020).
Meski kembali bergeliat, adaptasi kebiasaan baru belum bisa memulihkan iklim bisnis pariwisata. Kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal pembatasan pengunjung, serta larangan wisatawan luar daerah berkunjung ke objek wisata Jabar sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan.
Pemerintah Indonesia memprediksi, potensi kehilangan devisa sektor pariwisata di tahun ini mencapai US$10 miliar, bahkan bisa lebih. Angka itu didapat apabila pandemi virus corona mulai mereda di pertengahan tahun. Namun hingga Pertengahan Agustus 2020, geliat sektor pariwisata nasional belum sepenuhnya pulih. (*)