Home Pendidikan MENGEMBANGKAN SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU SD INPRES LEWOPAO MENYUSUN DAN MENGIMPLENTASIKAN RPP DI KELAS

MENGEMBANGKAN SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU SD INPRES LEWOPAO MENYUSUN DAN MENGIMPLENTASIKAN RPP DI KELAS

by Igo Kleden
0 comment

Martinus Kopong Liku, S.Pd.SD

NO.07/THN.XV/MARET/2022

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Profesionalisme merupakan paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional itu sendiri adalah orang yang memiliki profesi. Muchtar Luthfi (1984: 44) menyebutkan bahwa seseorang disebut memiliki profesi bila ia memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Profesi harus mengandung keahlian, artinya suatu profesi itu mesti ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk profesi itu. Keahlian itu diperoleh dengan cara mempelajari secara khusus karena profesi bukanlah sebuah warisan. 2. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi juga dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sepenuh waktu, maksudnya bukan bersifat part time. 3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teori terbuka dan secara universal pegangannya itu diakui. 4. Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri. 5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif. Kecakapan dan kompetensi itu diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu terhadap kliennya. 6. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya. Otonomi ini hanya dapat diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya seprofesi. Dalam mengembangkan profesi sebagai seorang guru perlu melihat kurikulum yang berlaku demi tercapainya tujuan yang akan dilakasanakan.

Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalamsegala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. (Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil).

Dari definisi di atas dapat saya simpulkan bahwa kurikulum itu mempunyai empat unsur utama, yaitu tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana ingin kita bentuk melalui kurikulum. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman-pengalaman sehinggat terbentuk kurikulum tersebut. Bagian inilah yang biasa disebut mata pelajaran. Bagian ini pulalah yang dimasukkn dalam silabus. Metoda dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan mendorong murid-murid belajar dan membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum. Metode dan cara penilain yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan dalam kurikulum seperti ulangan dan ujian-ujian yang ada di sekolah.

Untuk mencapai kurikulum yang diharapkan maka perlu adanya penilaian linerja guru. Penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya: Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas? Aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan peserta didik? Apa yang telah dilakukan oleh guru. Mengelola dan Mendampingi Implementasi Kurikulum 2013, dalam mencapai tujuan akademik? Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penelitian kinerja bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program tindak lanjut. Supervisi klinis perlu diarahkan pada upaya-upaya yang sifatnya memberikan kesempatan pada guru-guru berkembang secara profesional. Supervisi klinis merupakan kegiatan-kegiatan yang menciptakan kondisi yang layak bagi pertumbuhan profesional guruguru secara terus-menerus. Kegiatan supervisi memungkinkan guru-guru memperoleh arah diri dan belajar memecahkan sendiri problem yg dihadapi pembelajaran dengan imajinatif, penuh inisiatif dan kreativitas, bukan konformitas.

Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan pelaporan hasil penilaian peserta didik pada aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Agar pelaporan hasil penilaian peserta didik objektif, akuntabel, dan informatif, pendidik harus terlebih dahulu melakukan pengolahan hasil penilaian hasil belajar secara benar dan efektif. Pengolahan hasil penilaian peserta didik merupakan kegiatan merekapitulasi, menganalisis, dan melaporkan hasil penilaian pencapaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik kepada pelaku pendidikan terkait dalam kurun waktu tertentu. Hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat atau deskripsi. Sedangkan hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi

Peran guru dalam kurikulum sangat diperlukan dalam membantu siswa mengembangkan pembelajaran. Namun dalam pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centre oriented). Menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dengan didominasi oleh metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hampir tidak ada perangkat pembelajaran khususnya RPP yang menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre oriented) dengan pendekatan diskoveri inkuiri. Tidak tampak adanya proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi oleh siswa. Pembuatan perangkat pembelajaran dan RPP adalah sangat urgen, menurut Hamzah B. Uno (2006:4):“Perbaikan kualitas pembelajaran haruslah diawali dengan perbaikan desain pembelajaran”. Perencanaan Pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran.

Tampilan pembelajaran bermutu di sekolah merupakan kewajiban bagi guru secara umum, namun demikian hal ini masih belum dilakukan dengan maksimal oleh guru, dan mereka belum banyak kreatif menggunakan model-model pembelajaran maupun teknik-teknik pendekatan yang baru. Seolah-olah guru hanya menyampaikan materi pelajaran saja, kurang kontrol terhadap kondisi siswa saat pembelajaran berlangsung.

Guru-guru di kelas rata-rata belum memberdayakan strategi gaya dan seni mengajar yang maju. Berdasarkan hasil supervisi rutin peneliti sebagai Kepala Sekolah ternyata sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran yang tradisional, di mana guru dalam melaksanakan pembelajaran tanpa menggunakan RPP yang dibuat sendiri, mereka cenderung menggunakan RPP cetakan yang ada dan belum melaksanakan pembelajaran berpusat kooperatif. Guru masih melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah murni belum rutin bervariasi, maupun belum menggunakan alat peraga, dan tampaknya guru masih sebagai penyampai materi bentuk klasikal, belum banyak melakukan pembelajaran yang kreatif model kooperatif, yang dapat melatih mandiri dan tanggungjawab para peserta didik.

Hal ini dapat dilihat dari hasil supervisi yang telah dilaksanakan oleh peneliti pada guru yang ada di SD Inpres Lewopao Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur sebanyak 9 orang yang tersebar dalam guru kelas dan guru mata pelajaran, ternyata rata-rata guru belum mampu melaksanakan pembelajaran secara maksimal. Dari hasil supervisi rutin permasalahan yang sering ditemukan di sekolah adalah kurangnya persiapan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang masih monoton. Dan dari data yang ada, hanya sekitar 6 guru yang memiliki perangkat pembelajaran yang lengkap, dengan prosentase 42,86%, sementara yang lain masih belum memiliki perangkat pembelajaran dengan prosentase 57,14%. Jikapun ada, perangkat yang digunakan belum maksimal, bahkan kebanyakan perangkat yang ada bukan buatan sendiri. Sehingga dampak dari kegiatan proses belajar mengajar di kelas menjadi tidak menarik dan tidak memotivasi siswa.

Supervisi yang dilakukan masih terkesan melaksanakan pemantauan saja, seolah-olah hanya melihat dokumen dan hanya memotret keadaan saat terjadi di sekolah tanpa ada tindakan yang nyata menuju perbaikan pembelajaran selanjutnya.  Oleh sebab itu di samping pemantauan harusnya juga melalui pengamatan yang cermat dalam proses pembelajaran, sehingga dapat ditemukan hal-hal yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan oleh sekolah itu sendiri. Kondisi ini peneliti sebagai Kepala Sekolah berupaya agar semua guru dalam melaksanakan pembelajaran berpusat dengan model pembelajaran kooperatif, sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Standar Proses dalam Permendiknas No 41 tahun 2007. Ketentuan itu merupakan pedoman yang harus diwujudkan dalam proses pembelajaran oleh guru yang merupakan pimpinan di kelas itu. Apabila semua guru dalam melaksanakan tugasnya setiap hari mengajar dengan berpusat pada rencana pembelajaran di kelasnya, maka dapat dikatakan bahwa hasil dari proses pembelajaran itu akan tercapai memuaskan, yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi belajar para peserta didiknya.

Baca Juga:   6 PTN Pariwisata Gelar Seleksi Bersama Calon Mahasiswa

Kemampuan guru dalam melaksanakan model pembelajaran melalui supervisi klinis oleh Kepala sekolah, dengan bimbingan, arahan kesadaran tinggi diharapkan para guru dapat melakukan pembelajaran bermutu, sehingga mempengaruhi positif terhadap perilaku peserta didik dan menambah kemajuan prestasi belajar mereka. Kemampuan dan keterampilan para guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang baik, sehingga proses pembelajaran akan dapat tepat sasaran, dan target materi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat dicapai. Selain itu juga kreatif membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi dan semangat belajar anak. Untuk selanjutnya mampu menumbuhkan kreatifitas siswa serta pembelajaran dapat bermakna. Hal ini akan mewarnai kegiatan belajar dalam meningkatkan prestasinya sehari-hari. Dengan demikian kemampuan dan keterampilan guru perlu dibimbing yaitu mewujudkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan visi, misi sekolah yang telah dirumuskan.

Pelaksanaan supervisi yang dilakukan peneliti berupaya mengubah kegiatan mengajar guru yang lebih baik dengan menggunakan instrumen khusus tentang pembelajaran di kelasnya. Maka sasaran supervisi mampu mengubah perilaku guru untuk lebih berkreatif dalam melaksanaan tugas mengajar yang menarik disukai peserta didik. Oleh karena itu proses pembelajaran diharapkan selalu terlaksana dengan menyenangkan, para siswa dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar bersama teman-temannya.

Keberhasilan proses pembelajaran dapat ditentukan oleh sering dan tidaknya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun Kepala sekolah, karena guru akan termotivasi kemampuannya dalam melaksanakan tugas manakala ada respon baik antara kepala sekolah, guru maupun Kepala sekolah. Antara guru, kepala sekolah, dan Kepala sekolah, merupakan komponen utama yang harus memberdayakan diri agar mampu memajukan prestasi belajar peserta didik, maka dalam hal ini peneliti sebagai Kepala sekolah berupaya melakukan supervisi klinis terutama di dalam kelas.

Tindakan tersebut dilakukan melalui supervisi klinis secara maksimal dengan tahapan yang pertama yaitu melaksanakan supervisi klinis secara kelompok dan yang kedua melaksanakan supervisi klinis secara individu di dalam kelas masing-masing guru. Dalam hal ini Kepala Sekolah sebagai peneliti ingin meningkatkan keterampilan dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran berpusat kooperatif. Termasuk kemampuan guru dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang matang dengan sarana dan alat peraga yang bervariasi, maupun peralatan dalam proses pembelajaran yang menarik perhatian ssiwa. Pemilikan RPP yang baik bagi guru juga akan mempengaruhi lancarnya penyajian pembelajaran di kelasnya.

Untuk memecahkan masalah yang ada di SD Inpres Lewopao Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur, perlu adanya tindakan khusus yang dilakukan oleh Kepala Sekolah adalah “Mengembangkan supervisi klinis dalam meningkatkan kemampuan guru SD Inpres Lewopao menyusun dan mengimplentasikan RPP di kelas.”

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : ”Apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru SD Inpres Lewopao dalam proses pembelajaran”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran melalui kegiatan supervisi klinis.

Manfaat Penelitian

  1. Manfaat bagi guru

Dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan proses pembelajaran.

  1. Manfaat bagi sekolah

Memberikan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah dalam mngembangkan supervisi klinis disatuan pendidikannya masing-masing.

  1. Manfaat bagi peneliti

Untuk mengetahui faktor penyebab yang mempengaruhi kemampuan guru dalam mengemabngkan kemampuan mengakar di kelas melalui kegiatan supervisi klinis.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah yang dianalisis secara deskriptif kualitatif yang terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SD Inpres Lewopao Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur

B. Waktu Penelitian : Bulan Agustus 2021.

C. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru-guru di SD Inpres Lewopao-Kecamatan Adonara Tengah-Kabupaten Flores Timur, berjumlah 9 orang guru.

D. Prosedur Penelitian

  1. Siklus I

Siklus 1 terdiri atas beberapa tahap, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi.

a.Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam perencanaan adalah:

  • Menyiapkan guru-guru untuk disupervisi.
  • Menghubungi pembimbing untuk melaksanakan penelitian tindakan sekolah.
  • Menyiapkan materi dalam melaksanakan penelitian.
  • Mengidentifikasi pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam melakukan penelitian tindakan.
  • Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan.
  • Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi.
  • Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :

  • Memaparkan materi (khususnya RPP) yang akan disupervisi.
  • Membagi guru dalam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari guru kelas dan guru mata pelajaran.
  • Menjelaskan tentang cara menyusun RPP.
  • Guru diberi tugas menyusun RPP berdasarkan silabus yang disiapkan.
  • Mempresentasekan hasil kerja masing-masing mata pelajaran dalam kelompok.
  • Kepala sekolah mengevasluasi hasil kerja guru.

c. Observasi/Pengamatan

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 9 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu oleh guru pembimbing.

Pengamatan oleh peneliti meliputi :

  • Kemampuan merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran.
  • Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran.
  • Kemampuan merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran.
  • Kemampuan untuk menentukan media pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan masing-msing mata pelajaran.
  • Kemampuan mengimplentasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan situasi siswa.

d. Refleksi

Setelah selesai siklus I, diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilaksanakan bersama pembimbing untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

  1. Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran siklus II meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam perencanaan adalah:

  • Menyiapkan materi yang akan disupervisi.
  • Menghubungi pembimbing untuk melaksanakan penelitian tindakan sekolah.
  • Mengidentifikasi pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam melakukan penelitian tindakan.
  • Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan.
  • Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi.
  • Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :

  • Membagi guru dalam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari guru kelas dan guru mata pelajaran.
  • Menjelaskan tentang cara merumuskan indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran serta menentukan media atau saran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
  • Guru diberi tugas merumuskan indikator masing-masing mata pelajaran.
  • Guru diberi tugas merumuskan tujuan pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran.
  • Guru diberi tugas merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk satu materi ajar untuk masing-masing mata pelajaran.
  • Guru diberi tugas menentukan sumber atau media yang sesuai dengan materi yang diajarkan untuk masing-masing mata pelajaran.
  • Mempresentasekan hasil pekerjaan masing-msing mata pelajaran dalam kelompok.
  • Mengevaluasi hasil pekerjaan guru.

c. Observasi/Pengamatan

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 9 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu oleh guru pembimbing.

Pengamatan oleh peneliti meliputi :

  • Kemampuan merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran.
  • Kemampuan merumuskan tujuan pembelajran untuk tiap mata pelajaran.
  • Kemampuan merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran.
  • Kemampuan untuk menentukan sumber atau media yang sesuai dengan masing-msing mata pelajaran.
  • Kemampuan mengimplentasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan situasi siswa
Baca Juga:   Fomo Baik Atau Buruk

d. Refleksi

Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus kedua tersebut.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dari penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui data kualitatif yang diperoleh dari observasi, pengamatan, maupun wawancara.

  1. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dari informan secara langsung. Dalam melakukan wawancara dipergunakan pedoman wawancara yang terbuka

  1. Pengumpulan data

Teknik ini digunakan untuk mengumpul data sekunder melalui dokumen-dokumen tertulis yang diyakini integritasnya karena mengambil dari berbagai sumber yang relevan dengan penelitian. Pengambilan sumber yang bersifat sekunder ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan bersama pembimbing data administrasi guru.

  1. Observasi atau pengamatan

Observasi digunakan untuk melengkapi data dari wawancara dan pengumpulan dokumentasi, terutama dalam lingkup masalah penelitian, antara lain mengamati guru merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata pelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini antara lain adalah :

  1. Skala Penilaian
  2. Lembar Pengamatan

G. Teknik Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yang bersumber dari data primer maupun empiris. Melalui analisa data ini, dapat diketahui ada tidaknya peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang merupakan fokus dari penelitian tindakan sekolah ini.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penerapan tindakan ini peneliti tetapkan sebesar 85%, artinya tindakan ini dinyatakan berhasil bila 85% guru mampu merumuskan dan menyusun danm mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran masing-masing mata pelajaran di kelas

Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah dengan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yang diuraikan sebagai berikut:

  1. Hasil Penelitian Siklus I

Siklus 1 terdiri atas beberapa tahap, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi.

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam perencanaan adalah Menyiapkan guru-guru untuk disupervisi. Menghubungi pembimbing untuk meelaksanakan penelitian tindakan sekolah. Menyiapkan materi dalam melaksanakan penelitian. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam melakukan penelitian tindakan. Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan. Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan.

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain : Memaparkan materi (khususnya RPP) yang akan disupervisi. Membagi guru dalam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari guru kelas dan guru mata pelajaran. Menjelaskan tentang cara menyusun RPP. Guru diberi tugas menyusun RPP berdasarkan silabus yang disiapkan. Mempresentasekan hasil kerja masing-masing mata pelajaran dalam kelompok. Kepala sekolah mengevasluasi hasil kerja guru.

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 9 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu oleh guru pembimbing. Pengamatan oleh peneliti meliputi: Kemampuan merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan untuk menentukan media pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan masing-msing mata pelajaran. Kemampuan mengimplentasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan situasi siswa.

Data hasil observasi guru siklus I dalam menulis RPP masing-masing mata pelajaran di SD Inpres Lewopao Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur menunjukkan bahwa jumlah guru yang mampu merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran ada 6 orang guru dengan prosentase 44,45%. Jumlah guru yang mampu mampu merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 4 orang dengan prosentase 44,45%. Jumlah guru yang mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 4 orang dengan prosentase 44,45%. Guru yang untuk menentukan sumber dan media pembelajaran masing-msing mata pelajaran ada 4 orang dengan prosentase 44,45%. Kemampuan mengimplentasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan situasi siswa ada 4 orang dengan prosentase 44,45%.

Setelah selesai satu siklus maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilaksanakan bersama-sama pembimbing untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

  1. Hasil Penelitian Siklus II

Langkah-langkah penelitian tindakan sekolah siklus II sama dengan siklus I dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam perencanaan adalah: Menyiapkan  materi yang akan disupervisi. Menghubungi pembimbing untuk melaksanakan penelitian tindakan sekolah. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam melakukan penelitian tindakan.  Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan. Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan.

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain: Membagi guru dalam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari guru kelas dan guru mata pelajaran. Menjelaskan tentang cara merumuskan indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran serta menentukan media atau saran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru diberi tugas merumuskan indikator masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas merumuskan tujuan pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk satu materi ajar untuk masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas menentukan sumber atau media yang sesuai dengan materi yang diajarkan untuk masing-masing mata pelajaran. Mempresentasekan hasil pekerjaan masing-msing mata pelajaran dalam kelompok. Mengevaluasi hasil pekerjaan guru.

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 9 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu oleh guru pembimbing. Pengamatan oleh peneliti meliputi : Kemampuan merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan tujuan pembelajran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan untuk menentukan sumber atau media yang sesuai dengan masing-msing mata pelajaran. Kemampuan mengimplentasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan situasi siswa.

Data hasil observasi guru siklus II dalam menulis RPP masing-masing mata pelajaran di SD Inpres Lewopao Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur menunjukkan bahwa jumlah guru yang mampu merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran ada 9 orang guru dengan prosentase 100%. Jumlah guru yang mampu mampu merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 9 orang dengan prosentase 100%. Jumlah guru yang mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 9 orang dengan prosentase 100%, guru yang untuk menentukan sumber dan media pembelajaran masing-msing mata pelajaran ada 9 orang dengan prosentase 100%. Kemampuan mengimplentasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan situasi siswa ada 9 orang dengan prosentase 100%.

Setelah menyelesaikan siklus ke dua maka diadakan refleksi mengenai kegiatan siklus II. Refleksi dilaksanakan bersama-sama pembimbing untuk melihat hasil yang diperoleh pada siklus II.

Pembahasan

Kegiatan supervisi klinik menyusun dan mengmplementasikan RPP di kelas terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan. Keempat tahapan tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam perencanaan siklus I adalah menyiapkan guru-guru untuk disupervisi. Menghubungi pembimbing untuk meelaksanakan penelitian tindakan sekolah. Menyiapkan materi dalam melaksanakan supervisi. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam melakukan penelitian tindakan. Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan. Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan.

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain : Memaparkan materi (khususnya RPP) yang akan disupervisi. Membagi guru dalam kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari guru kelas dan guru mata pelajaran. Menjelaskan tentang cara menyusun RPP. Guru diberi tugas menyusun RPP berdasarkan silabus yang disiapkan. Mempresentasekan hasil kerja masing-masing mata pelajaran dalam kelompok. Kepala sekolah mengevasluasi hasil kerja guru.

Baca Juga:   Bank Indonesia Salurkan Beasiswa Kepada 305 Penerima, Sekda Bali Dewa Indra Apresiasi

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 9 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu oleh guru pembimbing atau pemateri. Pengamatan oleh peneliti meliputi kemampuan merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan untuk menentukan media pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan masing-msing mata pelajaran. Kemampuan mengimplentasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan situasi siswa

Hasil observasi guru siklus I dalam menulis dan merumuskan RPP masing-masing mata pelajaran di SD Inpres Lewopao Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur menunjukkan bahwa jumlah guru yang mampu merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran ada 4 orang guru dengan prosentase 44,45%. Jumlah guru yang mampu merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 4 orang dengan prosentase 44,45%. Jumlah guru yang mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 4 orang dengan prosentase 44,45%, guru yang untuk menentukan sumber dan media pembelajaran masing-msing mata pelajaran ada 4 orang dengan prosentase 44,44%. Kemampuan mengimplentasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan situasi siswa ada 4 orang dengan prosentase 44,45%.

Melihat hasil yang diperoleh pada siklus I belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Indikator keberhasilan penerapan tindakan ini peneliti tetapkan sebesar 85% dalam menyusun penelitian tindakan kelas. Keempat aspek penilaian belum menunjukkan hasil yang signifikan. Artinya berdasarkan indikator jika guru sudah mencapai 85% maka guru dikatakan mampu dalam menulis dan merumuskan RPP. Prosentase dari kelima aspek yang belum mencapai indikator tersebut adalah guru yang belum mampu merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran ada 5 orang guru dengan prosentase 55,56%. Jumlah guru yang belum mampu mampu merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 5 orang dengan prosentase 55,56%. Jumlah guru yang belum mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 5 orang dengan prosentase 55,56% sedangkan guru yang belum mampu menentukan media dan sumber pembelajaran masing-masing mata pelajaran ada 5 orang dengan prosentase 55,56%. Jumlah guru yang belum mampu mengimplentasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan situasi siswa ada 5 orang dengan prosentase 55,56%. Setelah melalui refleksi maka perlu adanya perbaikan di siklus II.

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam perencanaan siklus II adalah menyiapkan materi yang akan disupervisi. Menghubungi pembimbing untuk melaksanakan penelitian tindakan sekolah. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam melakukan penelitian tindakan.  Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan. Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan.

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain membagi guru dalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari guru kelas dan guru mata pelajaran. Menjelaskan tentang cara merumuskan indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran serta menentukan media atau saran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru diberi tugas merumuskan indikator masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas merumuskan tujuan pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk satu materi ajar untuk masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas menentukan sumber atau media yang sesuai dengan materi yang diajarkan untuk masing-masing mata pelajaran. Mempresentasekan hasil pekerjaan masing-msing mata pelajaran dalam kelompok. Mengevaluasi hasil pekerjaan guru.

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 9 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu oleh guru pembimbing atau pemateri. Pengamatan oleh peneliti meliputi kemampuan merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan untuk menentukan sumber atau media yang sesuai dengan masing-msing mata pelajaran.

Sedangkan hasil observasi guru siklus II dalam menrumuskan dan menulis RPP tiap-tiap mata pelajaran bagi guru di SD Inpres Lewopao Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur menunjukkan bahwa jumlah guru yang mampu merumuskan indicator untuk tiap mata pelajaran ada 9 orang guru dengan prosentase 100%. Jumlah guru yang mampu mampu merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 9 orang dengan prosentase 100%. Jumlah guru yang mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 9 orang dengan prosentase 100% sedangkan guru yang mampu menentukan sumber dan media pembelajaran masing-masing mata pelajaran ada 9 orang dengan prosentase 100%. Kemampuan mengimplentasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan situasi siswa ada 9 dengan prosentase 100%.

Berdasarkan hasil yang diperoleh siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa supervisi klinis kepala sekolah dalam merumuskan dan menyusun dan mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran tiap-tiap mata pelajaran di kelas pada SD Inpres Lewopao Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur dapat ditingkatkan.

Kesimpulan

Data hasil observasi guru siklus I dalam merumuskan dan menulis RPP masing-masing mata pelajaran di SD Inpres Lewopao Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur menunjukkan bahwa jumlah guru yang mampu merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran ada 4 orang guru dengan prosentase 44,44%. Jumlah guru yang mampu merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 4 orang dengan prosentase 44,44%. Jumlah guru yang mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 4 orang dengan prosentase 44,44%, guru yang untuk menentukan sumber dan media pembelajaran masing-msing mata pelajaran ada 4 orang dengan prosentase 44,44%. Sedangkan guru yang mampu menyusun dan mengimplentasikan RPP dikelas ada 4 orang dengan prosentase 44,44%.

Data hasil observasi guru siklus II dalam merumuskan dan menulis rencana pelaksanaan pembelajaran masing-masing mata pelajaran di SD Inpres Lewopao Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur menunjukkan bahwa jumlah guru yang mampu merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran ada 9 orang guru dengan prosentase 100%. Jumlah guru yang mampu merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 9 orang dengan prosentase 100%. Jumlah guru yang mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 9 orang dengan prosentase 100%, guru yang untuk menentukan sumber dan media pembelajaran masing-msing mata pelajaran ada 9 orang dengan prosentase 100%. Sedangkan guru yang mampu menyusun dan mengimplentasikan RPP dikelas ada 9 orang dengan prosentase 100%.

Berdasarkan analisis data, dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan supervisi klinis efektif untuk meningkatkan kemampuan guru dalam merumuskan menyusun dan mengimplemntasikan rencana pelaksanaan pembelajaran tiap-tiap mata pelajaran di SD Inpres Lewopao Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur.

Saran

Adanya pengaruh peningkatan kemampuan merumuskan, menyusun dan mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran tiap-tiap mata pelajaran melalui kegiatan supervisi klinis kepala sekolah, maka melalui kesempatan ini peneliti mengajukan beberapa saran :

  1. Semua Kepada Kepala Sekolah disarankan melakukan supervisi kepada guru dalam merumuskan, menyusun dan mengimplementasikan RPP tiap-tiap mata pelajaran di sekolah.
  2. Kepada semua guru dalam melaksanakan tugas untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam merumuskan, menyusun dan mengimplementasikan RPP tiap-tiap mata pelajaran sebagai bentuk peningkatan profesi guru. ***

Berita Terkait