JAKARTA, PARADISO INDONESIA – Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya mendorong agar puisi juga bisa bernilai ekonomi. Menteri Ekraf Teuku Riefky pun menyambut baik inisiatif Hari Puisi Nasional yang mendorong kreativitas sebagai media ekspresi yang bisa dikomersialisasikan.
“Puisi dan syair ini sebagai bagian dari warisan budaya para pendahulu kita sebelum ada sosial media. Puisi pun digunakan untuk gerakan-gerakan sosial kemasyarakatan. Tentu sangat beririsan antara kebudayaan dan ekonomi kreatif. Kalau budaya itu harus dikonservasi, sementara ekonomi kreatif sudah bersentuhan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa diakselerasi kekayaan intelektualnya,” tutur Menteri Ekraf Teuku Riefky saat menerima audiensi Panitia Kolektif Hari Puisi Nasional di Gedung Film Pesona Indonesia, Jakarta pada Jumat, 25 April 2025.
“Kami mendukung Hari Puisi Nasional karena puisi bagian dari kreativitas yang tidak ada batasannya. Puisi yang dibacakan juga bisa masuk dalam subsektor seni pertunjukan dan puisi yang dicetak dalam bentuk buku bisa tergolong dalam lingkup penerbitan sehingga puisi juga punya nilai ekonomi kreatif atau komersial,” tambah Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Hari Puisi Nasional yang diperingati tanggal 28 April sudah dideklarasikan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia. Biasanya, masing-masing daerah memiliki cara tersendiri untuk menyelenggarakan perayaan Hari Puisi Nasional.
Sedangkan untuk tahun ini, Hari Puisi Nasional akan mengangkat tema Semangat Pemberontakan Si Binatang Jalang. Nantinya akan ada upacara Hari Puisi Nasional di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta hingga musikalisasi puisi Derai-Derai Cemara karya Chairil Anwar.
“Kami hanya bisa menciptakan puisi sebagai sebuah karya kreatif, tetapi belum bisa menciptakan puisi sebagai bagian dari ekonomi kreatif. Maksud kedatangan kami ke sini juga untuk memohon kesediaan Menteri Ekonomi Kreatif bisa hadir saat Hari Puisi Nasional nanti,” kata Fikar W Eda sebagai inisiator Hari Puisi Nasional sekaligus Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2012-2015.
Selain dukungan terhadap Hari Puisi Nasional, para perwakilan pegiat sastra ini juga mengajukan konsep inovatif Sengkewe Kebun Kopi Kreatif. Fikar mengatakan lokasi itu akan menjadi kebun sekaligus pusat edukasi budaya, seni, dan ekonomi kreatif dari masyarakat yang terhubung dengan pertanian kopi dalam satu kawasan terpadu.
“Kami ingin mendorong kebun kopi di Aceh menjadi kawasan ruang kreatif dalam penciptaan seni dan pendidikan masyarakat. Di sana akan disiapkan panggung seni pertunjukan rutin bersama komunitas dan workshop teater, musikalisasi puisi, film, sastra, tari, musik, dan lain-lain. Kami mohon bimbingan dan arahan dari Kementerian Ekonomi Kreatif untuk menggerakkan dan mendapat pencerahan atas pengembangan semua itu,” tutup Fikar.
Dalam pertemuan itu, Menteri Ekraf Teuku Riefky didampingi Deputi Bidang Kreativitas Media Agustini Rahayu beserta Direktur Penerbitan dan Fotografi Iman Santosa.***