Home Event 8 Desa dengan Nilai Tertinggi Raih Sertifikat Desa Wisata Hijau Berdasarkan  Rating Tools DeWiKu v. 1.0 yang Dikembangkan  Dr. DK. Halim, Ph.D

8 Desa dengan Nilai Tertinggi Raih Sertifikat Desa Wisata Hijau Berdasarkan  Rating Tools DeWiKu v. 1.0 yang Dikembangkan  Dr. DK. Halim, Ph.D

by Editor Bali
0 comment

DENPASAR, PARADISO INDONESIA – Dinas Pariwisata Provinsi Bali akhirnya menyelenggarakan Sosialisasi dan peluncuran katalog Net Zero Energy Building (NZEB)  dan penyerahan sertifikat Desa Wisata Hijau di Gedung Etna, Kantor Dinas Pariwisata Bali pada Kamis, 20 Juni 2024. Delapan (8) desa menjadi pemenang Desa Wisata Hijau  Berdasarkan  Rating Tools DeWiKu v. 1.0 yang Dikembangkan  oleh Dr. Ir, Dedy .Kurniawan (DK)  Halim, Ph.D.  Ke-8 desa yang menerima penghargaan itu adalah Desa Taro, Penglipuran, Blimbingsari, Jasri, Pinge, Munduk, Medewi, dan Bongan.

Hadir pada acara tersebut Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf, Florida Pardosi, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Setiawan, ST., M.Si.Kadis PUPR dan Kawasan Pemukiman Provinsi Bali, Nusakti Yasa Weda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bali I Made Teja, Direktur Bali Development Fund (BDF), Made Gunawirawan, Country Director World Resource Institute – Indonesia (WRI), Dr. Cokorda Nirarta Samadhi, Direktur Bintang Terbarukan Indonesia (BTI), Ngurah Erlangga, Ketua Forkom Dewi Bali, Made Mendra, para Kepala Dinas Pariwisata di seluruh Kabupaten/Kota di Bali,  para Kepala Dinas PUPR di seluruh Kabupaten/Kota di Bali,  Sejumlah  Kepala Desa dan Pengelola Desa Wisata Hijau tersertifikasi serta media pemerhati pariwisata Bali.

Dr. Ir, Dedy .Kurniawan (DK)  Halim, Ph.D.

Kadis Pariwisata Bali, Tjok Bagus  Pemayun  dalam kesempatan itu menyampaikan rasa syukur  atas diluncurkannya Katalog Net Zero Energy Building bersamaan dengan penyerahan Sertifikat Desa Wisata Hijau (DWH) kepada 8 desa wisata yang berhasil mencapai nilai hijau tertinggi berdasarkan Rating Tools DeWiKu v. 1.0 yang dikembangkan oleh Dr. Ir, D.K. Halim, Ph.D.   Tjok Pemayun juga menyampaikan penghargaan kepada para pemenang sayembara desain Net Zero untuk 4 sektor yakni  Pariwisata yang meliputi Hometsay & Villa, Lansekap Tradisional yang banyak ditemui di Desa Wisata, Perumahan, dan  Imajinatif.

Baca Juga:   Pemkab Badung Gandeng Kejari Badung untuk Dukung Investasi

“Dinas Pariwisata sangat mendukung inisiatif yang dilakukan WRI-BTI dalam konteks Net Zero Emission (NZE) atau netralitas karbon karena sejalan dengan program Dinas Pariwisata Provinsi Bali yang sedang mempromosikan desa wisata hijau yang pro lingkungan dan ikut melestarikan sumber daya alam termasuk energi terbarukan di era perubahan iklim ini,”papar Kadis Bagus Pemayun.

Lebih lanjut beliau mengatakan Desa Wisata yang relatif masih asri, memiliki kekayaan vegetasi alamiah yang mampu menyerap emisi karbon yang ada di desa wisata, Oleh sebab itu, dibutuhkan komitmen para pengelola desa wisata untuk tetap mempertahankan proporsi ruang hijau dan koefisien wilayah terbangun (KWT) untuk tetap dibawah 30%, yaitu dengan memanfaatkan rumah-rumah penduduk yang sudah terbangun menjadi homestay atau pondok wisata dan tidak membangun hotel atau akomodasi wisata yang baru di desa wisata.

Pariwisata Indonesia secara umum, dan pariwisata Bali secara khusus mulai mengarahkan orientasinya kepada pariwisata pedesaan akibat kejenuhan dan overtourism yang terjadi di wilayah perkotaan dan telah membuat Dinas Pariwisata Provinsi Bali memberikan perhatian lebih pada pengembangan Desa Wisata agar tetap lestari ditengah-tengah serbuan wisatawan yang juga mulai mengubah pola kunjungannya ke wilayah pedesaan untuk mendapatkan Budaya dan alam Bali yang otentik, oleh sebab itu program-program terkait Desa Wisata Hijau (DWH) menjadi prioritas Dinas Pariwisata Provinsi Bali.

Baca Juga:   Wamenparekraf Tekankan Pentingnya Peran Perempuan di Sektor Parekraf Dunia

Pengembangan Desa Wisata Hijau juga menjadi salah satu agenda SDG Desa dan merupakan program Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini. Komitmen Pemerintah Republik Indonesia untuk berperan aktif dalam menanggulangi perubahan iklim diperkuat dengan sejumlah kebijakan, termasuk di sektor pariwisata, agar target penurunan emisi maupun netralitas karbon di Indonesia dapat segera tercapai.

Konperensi pers usai sosialisasi penyerahan sertifikat kepada 8 desa wisata hijau. Dari kiri: Pendiri Yayasan KAYON Bali, I Gusti Ngurah Agung Putradhyana, ST, Dr. Ir. Deddy Kurniawan Halim, M.M., Ph.D. , Director of Destination Management, Ministry of Tourism and Creative Economy, Mrs. Florida Pardosi, Kadis Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, A.Par., MM, Kadis Ketenagakerjaan dan Sumber Daya Mineral, Mr. Ir. Ida Bagus Setiawan, ST., M.Sc, Country Director WRI Indonesia Ir. Tjokorda Nirarta Samadhi, MSP., Ph.D. dan Ir. I Wayan Winarta, ST.,MM.,M.Ars.,IAI.,AA.,IPU.,ASEAN Eng

“Mari t Masyarakat desa wisata untuk ikut berpartsisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di daerahnya masing-masing,”ajak Kadis Pariwisata.

Sementara Dedy .Kurniawan  Halim, ‘aktor’ dibalik keberadaan Desa Wisata Hijau  juga mengapresiasi  Sosilasasi Net Zero Energy Building yang  bersamaan dengan peluncuran buku Katalog NEB Bali dan penyerahan Sertifikat Desa Wisata Hijau (DWH) kepada 8 desa wisata.

Dedy menjelaskan terkait dengan Sertifikasi Desa Wisata Hijau,  bahwa program ini merupakan percontohan yang menjadi program Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan didukung oleh WRI, Forkom Dewi Bali, BTI dan dirinya  berharap dapat menjadi program nasional sebagaimana telah diajukan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali kepada Kementrian Pariwisata dan EkonomiKreatif Republik Indonesia.

Baca Juga:   Pesta Tahun Baru Bernuansa Country Bersama Cowboy di The Cakra Hotel

Adapun penilaian sertifikasi ini didasarkan kepada rating tools DeWiKu v. 1.0 yang mulai dikembangkan sejak tahun 2019 dan akhirnya dapat terus ditingkatkan manfaatnya menjadi alat ukur desa wisata hijau selain menjadi platform pemasaran digital untuk green homestay & Green attraction di desa wisata yang sudah dapat diunduh di ANDROID maupun IoS.

Dari 30 desa wisata hijau yang direkomendasikan Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan Forkom Dewi, 8 desa wisata yang memiliki nilai tertinggi yakni Taro, Penglipuran, Blimbingsari, Jasri, Pinge, Munduk, Medewi, dan Bongan.

Proses sertifikasi dijelaskan Dedy  diawali dengan Penilaian Mandiri (PeM) oleh desa wisata yang dilakukan secara daring, lalu pihak DeWiKu mengirimkan asesor untuk melakukan verifikasi ke desa wisata, termasuk melakukan Penilaian Lapangan (PeL) seperti  menilai pengelolaan lingkungan pada 3 domain yakni Energi, Air dan Limbah.

Selain itu Ada komponen penilaian lainnya menyangkut analisis Carbon Offset dengan melihat perbandingan antara Ruang Hijau seperti Area Terbangun, dimana desa wisata harus mampu mempertahankan proporsi wilayah terbangunnya maksimal 30%, yang diasumsikan masih dapat menetralisir emisi yang diproduksi di desa wisata.

Dalam konteks Net Zero, emisi yang diproduksi oleh desa wisata tidaklah besar, karena rata-rata rumah penduduk hanya memakai Listrik 900 kva yang emisi karbonnya dapat dinetralisir dengan penyerapan CO2 oleh vegetasi dan pepohonan, termasuk wilayah hutan di desa, apalagi emisi sebenarnya terjadi di PLTU Celukan Bawang atau PLTU Paiton yang memasok listrik di pulau Bali.

Sumber emisi lain adalah paon (dapur tradisional) yang masih menggunakan kayu/ranting kering namun jumlahnya tidak lagi signifikan, sementara sangat jarang (atau hampir tidak ada) sampah yang dibakar di desa wisata karena rata-rata sampah organik ditimbun kembali di Tebe, sementara  plastik serta residu dikumpulkan ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

“Itulah proses penilaian dan sertifikasi yang kami lakukan dengan mengedepankan penilaian yang fair dan obyektif sesuai dengan faktanya. Kami berharap DeWiKu dengan program Sertifikasi DWH-nya dapat berkontribusi dalam pengembangan Desa Wisata di Bali, pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya, untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan sebagaimana menjadi tujuan kita bersama,”tutup Dedy Kurniawan. ***igo

 

 

 

Berita Terkait