LEMBATA|PARADISO.CO.ID – Eksplorasi Budaya Lembata di Desa Baulangu Jumat, (25/2) mendapat sambutan meriah dari masyarakat sebelas desa dan tujuh Kelurahan di Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata. Bupati Lembata, Thomas Ola pun mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari masyarakat Nubatukan.
Acara dimulai dengan penyambutan bupati dan rombongan di gerbang masuk desa. Masyarakat yang hadir tumpah ruah di lorong penyambutan hingga tempat pelaksanaan ritual sare dame Glawet Kleruk Malu, Leka Tuak.
Ritual yang berlaku hampir di semua desa itu berjalan khikmat dan lancar di Nuba desa Baulangu. Semua masyarakat yang hadir mendapat bagian dalam proses ritual tersebut.
Bupati Thomas Ola dan sebagian masyarakat menjadi wakil dalam tahapan Glapi Kluok namun i pada acara Kerus Baki semua masyarakat yang hadir mendapat bagian untuk direciki Kerus Baki sebagai simbol pendinginan.
Selanjutnya diadakan pentas budaya yang didominasi anak sekolah. Mulai dari budaya berburu, peragaan tahapan adat perkawinan oleh anak TK, peragaan budaya menanam dan memetik padi, dan masih banyak lagi.
Salah satu tampilan yang menyedot perhatian dan mengugah emosi hadirin adalah tampilan namang dari komunitas Bakalerek.
Dalam syair namang yang mereka lantunkan, ada dua poin penting yang diangkat. Pertama, mereka mengisahkan sejarah desanya sebagai bagian tak terpisahkan dari Desa Baulangu. Dari situ, syair-syair namang yang dilantunkan silih berganti mengingatkan pentingnya Taan Tou.
Kedua, mereka mengungkapkan rasa haru mendalam atas program Eksplorasi Budaya yang digagas Bupati Thomas.
Melalui syair-syair puitis bermakna dalam tersebut, mereka mengungkapkan rasa terima kasih kepada Bupati Thomas.
Mereka memaknai program Eksplorasi Budaya sebagai bentuk perhatian yang belum pernah ada sebelumnya.
Mereka juga sangat mengapresiasi program ini karena telah memberi kepada masyarakat, ruang untuk merayakan hidup, ruang untuk mengekspresikan budaya.
Menurut salah satu tokoh komunitas Bakalerek, Yohanes Ali Udak, acara semacam ini sebaiknya diadakan setiap tahun untuk menghidupkan budaya masyarakat. Juga menjadi bentuk perhatian Bupati yang sederhana tetapi mengena kepada masyarakat.
“Kami merasakan bahwa program ini sangat menghidupkan jiwa budaya kami. Kami sangat mengapresiasi program ini. Terima kasih Bapak Bupati Thomas untuk bentuk perhatiannya yang sangat menyentuh hidup dan budaya kami. Kami berharap program ini boleh terus menjadi program tahunan siapa pun bupatinya. Bupati Thomas saat ini telah memberi contoh yang baik,” tutupnya.
Sementara Bupati Thomas Ola dalan closing statementnya menyatakan, dari presentase acara dan properti yang dikenakan dalam pentasan, kaum perempuan adalah sumber inspirasi dan pusat budaya. Ina Peni yang menjadi korban persembahan demi mendapatkan benih untuk tanam di ladang, Tenun tradisional yang sangat sarat makna juga lahir dari inspirasi dan tangan mulia seorang perempuan. Bupati berpesan bahwa OPD wajib memberikan perhatian besar terhadap pemberdayaan kaum perempuan dan anak.***
Editor – Igo Kleden