BALI|PARADISO.CO.ID – Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali melalui Unit Kewirausahaan & Bimbingan Karier Poltekpar Bali menggelar Bootcamp STPreneur Pre-Incubation Batch VII di Four Points Hotel, Ungasan Bali, 8 -10 April 2022. Peserta Bootcamp kali ini berjumlah 10 team, yang terjaring dalam workshop Design Of Thinking yang diselenggarakan bulan Februari 2022 dan sebagian juga merupakan undangan terbuka kepada mahasiswa yang telah memiliki bisnis. Sebagian para mahasiswa disini juga berkolaborasi dengan kampus lain, diantaranya dengan mahasiswa Universitas Udayana.
Menurut Kepala Unit Kewirausahaan & Bimbingan Karier Poltekpar Bali, I Putu Esa Widaharthana, SE., M.Sc. mengatakan latar belakang kegiatan ini adalah adanya arahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar 30% diantara lulusan Poltekpar menjadi wirausaha. Hal ini sejalan dengan Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional di Tahun 2021-2024 yang bertujuan untuk menyinergikan kebijakan dan program Pengembangan Kewirausahaan Nasional yang diselenggarakan oleh kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan; memperkuat Ekosistem Kewirausahaan di Indonesia; menumbuhkembangkan Wirausaha yang berorientasi pada nilai tambah dan mampu memanfaatkan teknologi; dan meningkatkan kapasitas Wirausaha dan skala usaha.

Ogek Putri, salah seorang narasumber saat Bootcamp STPreneur Pre-Incubation Batch VII di Four Points Hotel, Ungasan Bali. FOTO – IST.
Sejalan dengan tujuan tersebut lanjut Putu Esa kegiatan Bootcamp ini merupakan program Unit Kewirausahaan yang diselenggarakan dua kali dalam setahun dengan tujuan menjaring talenta wirausaha mahasiswa Poltekpar Bali untuk kemudian masuk ke dalam program inkubator bisnis serta melatih mahasiswa dalam mengelola dan mengembangkan bisnisnya agar memiliki daya saing dan dapat berjalan secara berkelanjutan
“Kegiatan ini merupakan salah satu tahapan penjaringan Tenant Batch VII STPreneur yang nantinya akan diinkubasi selama 3 bulan melalui program mentoring bersama para entrepreneur yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing,”tegas Putu Esa.
Kegiatan Bootcamp dilaksanakan selama 3 hari dengan menghadirkan narasumber Yus Priyanatha Sudibya (Founder Info Denpasar), Ida Ayu Damayanthi Putri Suardana (Founder dan CEO Mov.id), I Gusti Ngurah Wira Sedana (Founder Finpreneur), Ayu Linggih (Founder Rosalie Cheese), Raka Oka Diraka (Digital Marketing Expert), Gde Brawiswara Putra (Founder dan CEO Online D7), Budi Darmawan (CEO Micepedia), Tetsuya Aisyah Rayanti (Founder Panak.id), Aryo Indarto (Founder Whale and Co), Arnantyo Naresyworo (Founder NIEC), dan Kristiawan Hendro Ciputro (Founder Oliven).
“Narasumber yang kami hadirkan merupakan para entrepreneur yang akan memberikan ilmu dan pengalaman bagaimana membangun bisnis secara berkelanjutan,” kata Putu Esa.
Peserta yang terjaring dalam kegiatan StartUp Weekend serta perwakilan mahasiswa dari program studi diantaranya MKP sebanyak 7 orang; MBP sebanyak 6 orang; MKH sebanyak 6 orang; MDK sebanyak 4 orang, MTH sebanyak 3 orang serta masing-masing 1 orang dari prodi ADH, MAH, MTB dan satu orang mahasiswa dari Universitas Udayana.
Putu Esa atas nama Panitia Penyelenggara juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang telah membantu dan mendukung terselenggaranya kegiatan bootcamp ini, khususnya kepada Direktur Poltekpar Bali dan segenap jajaran Manajemen, dan juga seluruh Narasumber yang telah bersedia meluangkan waktu berbagi ilmu dan pengalamannya kepada peserta.
Sementara Ayu Linggih, Founder Rosalie Cheese yang juga merupakan salah satu narasumber dalam kegiatan Bootcamp STPreneur Pre-Incubation Batch VII ini mengungkapkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bila ingin jadi wirausahawan dan produknya laku atau diterima pasar. Menurutnya produk yang dihasilkan haruskan berdasarkan sebuah riset, apa yang dibutuhkan oleh pasar.
“Bikin produk yang unik, percaya pada produk sendiri, selalu beradaptasi tentang produknya, selalu berinovasi, bangun jaringan atau network seluas-luasnya serta jangan sungkan atau malu bertanya kalau tidak tahu atau tidak mengerti,” tegas Ayu Linggih. *
Editor – Igo Kleden