Home Pendidikan Meningkatkan Kemampuan Guru SD Negeri DANIWATO Dalam Menyusun RPP Melalui Supervisi Klinis

Meningkatkan Kemampuan Guru SD Negeri DANIWATO Dalam Menyusun RPP Melalui Supervisi Klinis

by Igo Kleden
0 comment

Oleh: Getrudis Keneka Tukan, S.Pd.SD

PENDAHULUAN

Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan pelaporan hasil penilaian peserta didik pada aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Agar pelaporan hasil penilaian peserta didik objektif, akuntabel, dan informatif, pendidik harus terlebih dahulu melakukan pengolahan hasil penilaian hasil belajar secara benar dan efektif. Pengolahan hasil penilaian peserta didik merupakan kegiatan merekapitulasi, menganalisis, dan melaporkan hasil penilaian  pencapaian sikap, pengetahuan, dan  keterampilan peserta didik kepada pelaku pendidikan terkait dalam kurun waktu tertentu. Hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat atau deskripsi. Sedangkan hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi

Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalamsegala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. (Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil).

Dari definisi di atas dapat saya simpulkan bahwa kurikulum itu mempunyai empat unsur utama, yaitu tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana ingin kita bentuk melalui kurikulum. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman-pengalaman sehinggatterbentuk kurikulum tersebut. Bagian inilah yang biasa disebut mata pelajaran. Bagian ini pulalah yang dimasukkn dalam silabus. Metoda dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan mendorong murid-murid belajar danmembawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum. Metode dan cara penilain yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yangdirencanakan dalam kurikulum seperti ulangan dan ujian-ujian yang ada di sekolah.

Peran guru dalam kurikulum sangat diperlukan dalam membantu siswa mengembangkan pembelajaran. Namun dalam pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centre oriented). Menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dengan didominasi oleh metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hampir tidak ada perangkat pembelajaran khususnya RPP yang menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre oriented) dengan pendekatan diskoveri inkuiri. Tidak tampak adanya proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi oleh siswa. Pembuatan perangkat pembelajaran dan RPP adalah sangat urgen, menurut Hamzah B. Uno (2006:4) : “Perbaikan kualitas pembelajaran haruslah diawali dengan perbaikan desain pembelajaran”. Perencanaan Pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran.

Tampilan pembelajaran bermutu di sekolah merupakan kewajiban bagi guru secara umum, namun demikian hal ini masih belum dilakukan dengan maksimal oleh guru, dan mereka belum banyak kreatif menggunakan model-model pembelajaran maupun teknik-teknik pendekatan yang baru. Seolah-olah guru hanya menyampaikan materi pelajaran saja, kurang kontrol terhadap kondisi siswa saat pembelajaran berlangsung.

Guru-guru di kelas rata-rata belum memberdayakan strategi gaya dan seni mengajar yang maju. Berdasarkan hasil supervisi rutin peneliti sebagai Kepala Sekolah ternyata sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran yang tradisional, di mana guru dalam melaksanakan pembelajaran tanpa menggunakan RPP yang dibuat sendiri, mereka cenderung menggunakan RPP cetakan yang ada dan belum melaksanakan pembelajaran berpusat kooperatif. Guru masih melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah murni belum rutin bervariasi, maupun belum menggunakan alat peraga, dan tampaknya guru masih sebagai penyampai materi bentuk klasikal, belum banyak melakukan pembelajaran yang kreatif model kooperatif, yang dapat melatih mandiri dan tanggungjawab para peserta didik.

Hal ini dapat dilihat dari hasil supervisi yang telah dilaksanakan oleh peneliti pada guru yang ada di SD Negeri Daniwato Kecamatan Solor Barat Kabupaten Flores Timur sebanyak 11 orang yang tersebar dalam guru kelas dan guru mata pelajaran, ternyata rata-rata guru belum mampu melaksanakan pembelajaran secara maksimal. Dari hasil supervisi rutin permasalahan yang sering ditemukan di sekolah adalah kurangnya persiapan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang masih monoton. Dan dari data yang ada, hanya sekitar 5 guru yang memiliki perangkat pembelajaran yang lengkap, dengan prosentase 45,45%, sementara yang lain masih belum memiliki perangkat pembelajaran dengan prosentase 54,55%. Jikapun ada, perangkat yang digunakan belum maksimal, bahkan kebanyakan perangkat yang ada bukan buatan sendiri. Sehingga dampak dari kegiatan proses belajar mengajar di kelas menjadi tidak  menarik dan tidak memotivasi siswa.

Supervisi yang dilakukan masih terkesan melaksanakan pemantauan saja, seolah-olah hanya melihat dokumen dan hanya memotret keadaan saat terjadi di sekolah tanpa ada tindakan yang nyata menuju perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Baca Juga:   Pemprov Gelar SMK Fest 2024, Beri Panggung Kreativitas Untuk Guru dan Murid 

Oleh sebab itu di samping pemantauan harusnya juga melalui pengamatan yang cermat dalam proses pembelajaran, sehingga dapat ditemukan hal-hal yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan oleh sekolah itu sendiri. Kondisi ini peneliti sebagai Kepala Sekolah berupaya agar semua guru dalam melaksanakan pembelajaran berpusat dengan model pembelajaran kooperatif, sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Standar Proses dalam Permendiknas No 41 tahun 2007. Ketentuan itu merupakan pedoman yang harus diwujudkan dalam proses pembelajaran oleh guru yang merupakan pimpinan di kelas itu. Apabila semua guru dalam melaksanakan tugasnya setiap hari mengajar dengan berpusat pada rencana pembelajaran di kelasnya, maka dapat dikatakan bahwa hasil dari proses pembelajaran itu akan tercapai memuaskan, yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi belajar para peserta didiknya.

Kemampuan guru dalam melaksanakan model pembelajaran melalui supervisi klinis oleh Kepala sekolah, dengan bimbingan, arahan kesadaran tinggi diharapkan para guru dapat melakukan pembelajaran bermutu, sehingga mempengaruhi positif terhadap perilaku peserta didik dan menambah kemajuan prestasi belajar mereka. Kemampuan dan keterampilan para guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang baik, sehingga proses pembelajaran akan dapat tepat sasaran, dan target materi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat dicapai. Selain itu juga kreatif membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi dan semangat belajar anak. Untuk selanjutnya mampu menumbuhkan kreatifitas siswa serta pembelajaran dapat bermakna. Hal ini akan mewarnai kegiatan belajar dalam meningkatkan prestasinya sehari-hari. Dengan demikian kemampuan dan keterampilan guru perlu dibimbing yaitu mewujudkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan visi, misi sekolah yang telah dirumuskan.

Pelaksanaan supervisi yang dilakukan peneliti berupaya mengubah kegiatan mengajar guru yang lebih baik dengan menggunakan instrumen khusus tentang pembelajaran di kelasnya. Maka sasaran supervisi mampu mengubah perilaku guru untuk lebih berkreatif dalam melaksanaan tugas mengajar yang menarik disukai peserta didik. Oleh karena itu proses pembelajaran diharapkan selalu terlaksana dengan menyenangkan, para siswa dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar bersama teman-temannya.

Keberhasilan proses pembelajaran dapat ditentukan oleh sering dan tidaknya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun Kepala sekolah, karena guru akan termotivasi kemampuannya dalam melaksanakan tugas manakala ada respon baik antara kepala sekolah, guru maupun Kepala sekolah. Antara guru, kepala sekolah, dan Kepala sekolah, merupakan komponen utama yang harus memberdayakan diri agar mampu memajukan prestasi belajar peserta didik, maka dalam hal ini peneliti sebagai Kepala sekolah berupaya melakukan supervisi klinis terutama di dalam kelas.

Tindakan tersebut dilakukan melalui supervisi klinis secara maksimal dengan tahapan yang pertama yaitu melaksanakan supervisi klinis secara kelompok dan yang kedua melaksanakan supervisi klinis secara individu di dalam kelas masing-masing guru. Dalam hal ini Kepala Sekolah sebagai peneliti ingin meningkatkan keterampilan dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran berpusat kooperatif. Termasuk kemampuan guru dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang matang dengan sarana dan alat peraga yang bervariasi, maupun peralatan dalam proses pembelajaran yang menarik perhatian ssiwa. Pemilikan RPP yang baik bagi guru juga akan mempengaruhi lancarnya penyajian pembelajaran di kelasnya.

Untuk memecahkan masalah yang ada di SD Negeri Daniwato Kecamatan Solor Barat Kabupaten Flores Timur, perlu adanya tindakan khusus yang dilakukan oleh Kepala Sekolah adalah “Meningkatkan kemampuan guru SD Negeri Daniwato dalam menyusun RPP melalui supervisi klinis.”

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : ”Apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru SD Negeri Daniwato dalam menyusun RPP”. Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP melalui kegiatan supervisi klinis. Manfaat bagi guru : Dapat meningkatkan kemampuannya untuk mrnyusun RPP. Manfaat bagi sekolah : Memberikan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah dalam mngembangkan supervisi klinis disatuan pendidikannya masing-masing. Manfaat bagi peneliti : Untuk mengetahui faktor penyebab yang mempengaruhi kemampuan guru dalam menyusun RPP melalui kegiatan supervisi klinis.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah yang dianalisis secara deskriptif kualitatif yang terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Lokasi penelitian ini adalah SD Negeri Daniwato Kecamatan Solor Barat Kabupaten Flores Timur. Waktu Penelitian : Bulan Februari 2021. Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru-guru di SD Negeri Daniwato-Kecamatan Solor Barat-Kabupaten Flores Timur, berjumlah 11 orang guru. Penelitian ini terdiri dari dua siklus.

Siklus 1 terdiri atas beberapa tahap, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam perencanaan adalah: Menyiapkan guru-guru untuk disupervisi. Menghubungi pembimbing untuk meelaksanakan penelitian tindakan sekolah. Menyiapkan materi dalam melaksanakan penelitian. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam melakukan penelitian tindakan.  Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan.  Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan.  Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain : Memaparkan materi (khususnya RPP) yang akan disupervisi. Membagi guru dalam tiga kelompok masing-masing kelompok terdiri dari guru kelas dan  guru mata pelajaran. Menjelaskan tentang cara menyusun RPP. Guru diberi tugas menyusun RPP berdasarkan silabus yang disiapkan. Mempresentasekan hasil kerja masing-masing mata pelajaran dalam kelompok. Kepala sekolah mengevasluasi hasil kerja guru. Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 11 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu oleh guru pembimbing. Pengamatan oleh peneliti meliputi : Kemampuan merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran… Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan untuk  menentukan media pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan masing-msing mata pelajaran.. Setelah selesai siklus I, diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilaksanakan bersama pembimbing untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Baca Juga:   Perkuat Kerjasama Sister Province, Pj. Gubernur Bali Terima Kunjungan Kehormatan Wagub Jiangxi

Pelaksanaan pembelajaran siklus II meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam perencanaan adalah: Menyiapkan  materi yang akan disupervisi. Menghubungi pembimbing untuk melaksanakan penelitian tindakan sekolah. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam melakukan penelitian tindakan. Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan. Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan.  Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :Membagi guru dalam tiga kelompok masing-masing kelompok terdiri dari guru kelas dan guru mata pelajaran. Menjelaskan tentang cara merumuskan indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran serta menentukan media atau saran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru diberi tugas merumuskan indikator masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas merumuskan tujuan pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran.

Guru diberi tugas merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk satu materi ajar untuk masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas menentukan sumber atau media yang sesuai dengan materi yang diajarkan untuk masing-masing mata pelajaran. Mempresentasekan hasil pekerjaan masing-msing mata pelajaran dalam kelompok. Mengevaluasi hasil pekerjaan guru. Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 11 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu oleh guru pembimbing. Pengamatan oleh peneliti meliputi : Kemampuan merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran..Kemampuan merumuskan tujuan pembelajran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan untuk menentukan sumber atau media yang sesuai dengan masing-msing mata pelajaran.. Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus kedua tersebut.

Teknik pengumpulan data dari penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui data kualitatif yang diperoleh dari observasi, pengamatan, maupun wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini antara lain adalah : skala penilaian dan lembar pengamatan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yang  bersumber dari data primer maupun empiris. Melalui analisa data ini, dapat diketahui ada tidaknya peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang merupakan fokus dari penelitian tindakan sekolah ini. Indikator keberhasilan penerapan tindakan ini peneliti tetapkan sebesar 85%, artinya tindakan ini dinyatakan berhasil bila 85% guru mampu merumuskan dan menulis rencana pelaksanaan pembelajaran masing-masing mata pelajaran.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Kegiatan supervisi klinik menyusun RPP terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan. Keempat tahapan tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 11 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu oleh guru pembimbing. Pengamatan oleh peneliti meliputi kemampuan merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan untuk  menentukan media pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan masing-msing mata pelajaran.

Baca Juga:   Kemendikbud: Belajar dari Rumah, Perlu Segera Adopsi Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran

Hasil observasi guru siklus I dalam menulis dan merumuskan RPP masing-masing mata pelajaran di SD Negeri Daniwato Kecamatan Solor Barat Kabupaten Flores Timur menunjukkan bahwa jumlah guru yang mampu merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran ada 5 orang guru dengan prosentase 45,45%. Jumlah guru yang mampu  mampu merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 5 orang dengan prosentase 45,45%. Jumlah guru yang mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 5 orang dengan prosentase 45% sedangkan guru yang untuk menentukan sumber dan media pembelajaran masing-msing mata pelajaran ada 5 orang dengan prosentase 45,45%.

Melihat hasil yang diperoleh pada siklus I belum menunjukan hasil yang memuaskan. Indikator keberhasilan penerapan tindakan ini peneliti tetapkan sebesar 85% dalam menyusun penelitian tindakan kelas. keempat aspek penilaian belum menunjukkan hasil yang signifikan. Artinya berdasarkan indikator jika guru sudah mencapai 85% maka guru dikatakan belum mampu dalam menulis dan merumuskan RPP. Prosentase dari keempat aspek yang belum mencapai indikator tersebut adalah guru yang belum mampu merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran ada 6 orang guru dengan prosentase 54,55%. Jumlah guru yang belum mampu  mampu merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 6 orang dengan prosentase 54,55%. Jumlah guru yang belum mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 6 orang dengan prosentase 54,55% sedangkan guru yang untuk menentukan media dan sumber pembelajaran masing-msing mata pelajaran ada 5 orang dengan prosentase 45,45%. Setelah melalui refleksi maka perlu adanya perbaikan di siklus II.

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain membagi guru dalam tiga kelompok masing-masing kelompok terdiri dari guru kelas dan guru mata pelajaran. Menjelaskan tentang cara merumuskan indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran serta menentukan media atau saran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru diberi tugas merumuskan indikator masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas merumuskan tujuan pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk satu materi ajar untuk masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas menentukan sumber atau media yang sesuai dengan materi yang diajarkan untuk masing-masing mata pelajaran. Mempresentasekan hasil pekerjaan masing-msing mata pelajaran dalam kelompok. Mengevaluasi hasil pekerjaan guru.

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 11 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu oleh guru pembimbing atau pemateri. Pengamatan oleh peneliti meliputi kemampuan merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan tujuan pembelajran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan untuk menentukan sumber atau media yang sesuai dengan masing-msing mata pelajaran..

Sedangkan hasil observasi guru siklus II dalam menrumuskan dan menulis RPP tiap-tiap mata pelajaran bagi guru di SD Negeri Daniwato Kecamatan Solor Barat Kabupaten Flores Timur menunjukkan bahwa jumlah guru yang mampu merumuskan indikator untuk tiap mata pelajaran ada 11 orang guru dengan prosentase 100%. Jumlah guru yang mampu  mampu merumuskan tujuan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 11 orang dengan prosentase 100%. Jumlah guru yang mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran untuk tiap mata pelajaran ada 11 orang dengan prosentase 100% sedangkan guru yang untuk menentukan sumber dan media pembelajaran masing-msing mata pelajaran ada 11 orang dengan prosentase 100%.

Berdasarkan hasil yang diperoleh siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa supervisi klinis kepala sekolah dalam merumuskan dan menulis rencana pelaksanaan pembelajaran tiap-tiap mata pelajaran di SD Negeri Daniwato Kecamatan Solor Barat Kabupaten Flores Timur dapat ditingkatkan.

Simpulan

Berdasarkan analisis data, dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan supervisi klinis efektif untuk meningkatkan kemampuan guru dalam merumuskan dan menuliskan rencana pelaksanaan pembelajaran tiap-tiap mata pelajaran di SD Negeri Daniwato Kecamatan Barat Kabupaten Flores Timur.

Saran

Adanya pengaruh peningkatan kemampuan merumuskan dan menulis rencana pelaksanaan pembelajaran tiap-tiap mata pelajaran melalui kegiatan supervisi klinis kepala sekolah, maka melalui kesempatan ini peneliti mengajukan beberapa saran : Kepada Kepala Sekolah disarankan melakukan supervisi kepada guru dalam merumuskan dan menulis RPP tiap-tiap mata pelajaran di sekolah. Kepada semua guru dalam melaksanakan tugas untuk dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merumuskan dan menulis RPP tiap-tiap mata pelajaran sebagai bentuk peningkatan profesi guru. ***

 

 

Berita Terkait

Leave a Comment