Home Pendidikan Meningkatkan Kemampuan Guru Di SDK Larantuka 2 Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur Dalam Menetapkan KKM Tiap Mata Pelajaran Melalui Kegiatan KKG

Meningkatkan Kemampuan Guru Di SDK Larantuka 2 Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur Dalam Menetapkan KKM Tiap Mata Pelajaran Melalui Kegiatan KKG

by Igo Kleden
0 comment

PENDAHULUAN

GREGORIUS TALU WERANG, S.Ag

Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Komponen tersebut di antaranya sumber belajar. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efesien dalam pencapaian tujuan. Sebuah kegiatan belajar – mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya.

Salah satu komponen dalam proses pembelajaran menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penentuan KKM dalam pembelajaran tidak terpisah dari penilaian. Dalam pelaksanaanya, kegiatan penilaian proses (formatif)  dan hasil belajar (sumatif) berdasarkan Kurikulum 2013 pada tingkat SD sebagian pendidik (guru) merasakan penilaian sebagai beban terutama dalam hal melakukan teknik dan prosedur, pengolahan dan pelaporan hasil penilaian. Pendidik mengharapkan penilaian hasil belajar dalam Kurikulum 2013 sederhana dan mudah dilaksanakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pendidik agar penilaian lebih bermakna dan implementatif dalam merencanakan, melaksanakan, mengolah, melaporkan hasil penilaian,antara lain (1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan, (2) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan, (3). Sistem penilaian direncanakan sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian, sehingga hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik; bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan memperbaiki proses pembelajaran, (4) Hasil penilaian di analisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses pembelajaran, program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensi di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan. (5) Sistem penilaian terpadu dimana penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran sehingga harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan observasi lapangan, maka dalam penilaian harus ditekankan pada proses, dengan menggunakan instrumen observasi, wawancara, produk, dan penugasan lainnya.

Berdasarkan pengalaman peneliti di SDK Larantuka 2 Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur, masih banyak guru belum menunjukkan KKM sesuai dengan SK dan KD pembelajaran. Sekolah cenderung bertanya kepada kepala sekolah atau guru lain di sekolah lain untuk menyamakan penetapan KKM. Masih banyak guru belum mengerti tentang cara penetapan KKM dan rambu-rambu penentapan KKM.

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil belajar  sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan maupun Kurikulum 2013. Kurikulum berbasis kompetensi yang  menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan KKM dengan  analisis dan memperhatikan mekanisme, yaitu prinsip dan langkah-langkah penetapan. Kenyataan dilapangan guru dalam menetapkan KKM tidak berdasarkan analisis dan tidak memperhatikan prinsip serta langkah-langkah penetapan, oleh karena itu perlu ada kegiatan pada awal  tahun pelajaran yang dapat memberikan informasi kepada guru yang dijadikan  pedoman dalam penetapan KKM.

Salah satu kegiatan guru dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan KKM adalah melaksanakan KKG. Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah wadah kerja sama guru-guru dalam satu gugus, dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional mereka. Fungsi utamanya adalah menampung dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam KBM melalui pertemuan diskusi, pengajaran contoh, demonstrasi penggunaan dan pembuatan alat peraga. KKG tersebut berorientasi kepada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan materi, teknik mengajar dan lain-lain yang berfokus pada penciptaan KBM yang efektif. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaannya

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Guru Di SDK Larantuka 2 Kecamatan Larantuka 2 Kabupaten Flores Timur Dalam Menetapkan KKM Tiap Mata Pelajaran Melalui Kegiatan KKG”.

Yang menjadi masalah dal;am penmelitian ini adalah : “Bagaimana upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) melalui kegiatan KKG? ”

Pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari peneliti yang meliputi empat tahapan yaitu : Tahap Perencanaan, (Merupakan tahapan persiapan tentang apa yang akan dilakukan dalam penelitian ini). Tahap Pelaksanaan, (Tindakan pelaksanaan untuk penerapan isi rancangan mengenai tindakan kelas). Tahap Observasi, (Pada tahap ini akan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan data, menggali informasi-informasi yang relevan atau yang cocok. Tahap Refleksi, (Tahap ini peneliti akan melakukan berbagai kegiatan analisis data, evaluasi, dan informasi yang diperoleh selama melakukan penelitian.)

Baca Juga:   SPB Borneo Resmi Dibuka di Kalbar

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru menetapkan KKM di SDK Larantuka 2 Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur. Manfaat dalam penelitian ini adalah : Melalui KKG diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar bagi guru, karena melalui KKG guru diberikan materi dan latihan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah dasar. Guru di SDK Larantuka 2 memiliki kemampuan dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal sehingga proses belajar mengajar lebih baik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah yang dianalisis secara deskriptif kualitatif yang terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Lokasi penelitian ini adalah SDK Larantuka 2 Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur. Waktu Penelitian : Bulan Juli 2021. Yang menjadi subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru-guru di SDK Larantuka 2 – Kecamatan Larantuka – Kabupaten Flores Timur, berjumlah 13 orang guru.

 Prosedur Penelitian

  1. Siklus I

Siklus 1 terdiri atas beberapa tahap, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam perencanaan adalah: Menyiapkan tempat penyelenggaraan KKG. Menghubungi sekolah sebagai tempat pelaksanaan penelitian tindakan sekolah. Menghubungi pembimbing untuk meelaksanakan penelitian tindakan sekolah.. Menyiapkan materi dalam melaksanakan penelitian. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam melakukan penelitian tindakan.  Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan. Metode pengumpulan data yang diambil oleh peneliti merupakan data kualitatif melalui observasi, pengamatan guru serta wawancara kepada para guru mengenai masalah yang ditemukan di kelas.  Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan.

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain : Memaparkan materi KKG, Membagi guru dalam delapan kelompok masing-masing kelompok terdiri dari lima orang.  Menjelaskan tentang cara memperoleh Kriteria Ketuntasan Minimal. Guru diberi tugas mengumpulkan SK dan KD masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas merumuskan Komplesitas untuk masing-masing mata pelajaran dengan krietria penilaian yang telah dijelaskan. Guru diberi tugas merumuskan Daya Dukung untuk masing-masing mata pelajaran dengan krietria penilaian yang telah dijelaskan. Guru diberi tugas merumuskan Intake untuk masing-masing mata pelajaran dengan krietria penilaian yang telah dijelaskan. Guru diberi tugas merumuskan KKM masing-masing mata pelajaran.Mempresentasekan hasil penentuan KKM masing-masing mata pelajaran dalam kelompok. Mengumumkan KKM masing-masing mata pelajaran di dalam kegiatan KKG.

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 13 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu oleh guru pembimbing atau pemateri. Pengamatan oleh peneliti meliputi : Kemampuan merumuskan Kompleksitas untuk tiap mata pelajaran.. Kemampuan merumuskan Daya Dukung untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan merumuskan Intake untuk tiap mata pelajaran. Kemampuan untuk menentapkan KKM masing-msing mata pelajaran..

Setelah selesai satu siklus maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilaksanakan bersama pembimbing untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

  1. Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran siklus II meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Keempat tahapan tersebut  dijabarkan sebagai berikut :

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam perencanaan adalah: Menyiapkan tempat diselenggarakan KKG. Menghubungi sekolah sebagai tempat pelaksanaan penelitian tindakan sekolah. Menghubungi pembimbing untuk meelaksanakan penelitian tindakan sekolah. Menyiapkan materi dalam melaksanakan penelitian. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam melakukan penelitian tindakan.nMengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan. Metode pengumpulan data yang diambil oleh peneliti merupakan data kualitatif melalui observasi, pengamatan guru serta wawancara kepada para guru mengenai masalah yang ditemukan di kelas. Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan.

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain : Membagi guru dalam delapan kelompok masing-masing kelompok terdiri dari lima orang. Menjelaskan tentang cara memperoleh Kriteria Ketuntasan Minimal. Guru diberi tugas mengumpulkan SK dan KD masing-masing mata pelajaran.Guru diberi tugas merumuskan Komplesitas untuk masing-masing mata pelajaran dengan krietria penilaian yang telah dijelaskan. Guru diberi tugas merumuskan Daya Dukung untuk masing-masing mata pelajaran dengan krietria penilaian yang telah dijelaskan. Guru diberi tugas merumuskan Intake untuk masing-masing mata pelajaran dengan krietria penilaian yang telah dijelaskan. Guru diberi tugas merumuskan KKM masing-masing mata pelajaran. Mempresentasekan hasil penentuan KKM masing-msing mata pelajaran dalam kelompok. Mengumumkan KKM masing-masing mata pelajaran di dalam kegiatan KKG.

Baca Juga:   Prodi MKH Poltekpar Bali Peduli Desa Wisata Jatiluwih dengan Adakan Pelatihan Teknik Promosi Event Melalui Media Digital

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 13 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu oleh guru pembimbing atau pemateri. Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus kedua tersebut.

Teknik pengumpulan data dari penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui data kualitatif yang diperoleh dari observasi, pengamatan, maupun wawancara.  Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini antara lain adalah : Skala Penilaian dan Lembar Pengamatan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yang  bersumber dari data primer maupun empiris. Melalui analisa data ini, dapat diketahui ada tidaknya peningkatan kemampuan guru dalam menyusun penulisan penelitian tindakan kelas yang merupakan fokus dari penelitian tindakan sekolah ini. Indikator keberhasilan penerapan tindakan ini peneliti tetapkan sebesar 85%, artinya tindakan ini dinyatakan berhasil bila 85% guru mampu menentukan KKM masing-masing mata pelajaran.

PEMBAHASAN

Kegiatan workshop menyusun peneltian tindakan kelas terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan. Keempat tahapan tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Tahapan perencanaan siklus I meliputi menyiapkan lokasi KKG. Menghubungi sekolah sebagai tempat pelaksanaan penelitian tindakan sekolah. Menghubungi pembimbing untuk meelaksanakan penelitian tindakan sekolah. Menyiapkan materi dalam melaksanakan penelitian. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam tindakan.  Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan. Metode pengumpulan data yang diambil oleh peneliti merupakan data kualitatif melalui observasi, pengamatan guru serta wawancara kepada para guru mengenai masalah yang ditemukan di kelas. Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan.

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain : memaparkan materi dalam kegiatan KKG. Membagi guru dalam delapan kelompok masing-masing kelompok terdiri dari lima orang. Menjelaskan tentang cara memperoleh Kriteria Ketuntasan Minimal. Guru diberi tugas mengumpulkan SK dan KD masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas merumuskan Komplesitas untuk masing-masing mata pelajaran dengan krietria penilaian yang telah dijelaskan. Guru diberi tugas merumuskan Daya Dukung untuk masing-masing mata pelajaran dengan krietria penilaian yang telah dijelaskan. Guru diberi tugas merumuskan Intake untuk masing-masing mata pelajaran dengan krietria penilaian yang telah dijelaskan. Guru diberi tugas merumuskan KKM masing-masing mata pelajaran. Mempresentasekan hasil penentuan KKM masing-msing mata pelajaran dalam kelompok. Mengumumkan KKM masing-masing mata pelajaran di dalam kegiatan KKG.

Hasil observasi guru siklus I dalam menentukan KKM masing-masing mata pelajaran di SDK Larantuka 2 Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur menunjukkan bahwa jumlah guru yang mampu merumuskan Kompleksitas untuk tiap mata pelajaran ada 5 orang guru dengan prosentase 38,46%. Jumlah guru yang mampu  mampu merumuskan Daya Dukung untuk tiap mata pelajaran ada 5 orang dengan prosentase 38,46%. Jumlah guru yang mampu merumuskan Intake untuk tiap mata pelajaran ada 5 orang dengan prosentase 38,46% sedangkan guru yang untuk menentukan KKM masing-msing mata pelajaran ada 4 orang dengan prosentase 30,77%.

Melihat hasil yang diperoleh pada siklus I belum menunjukan hasil yang memuaskan. Indikator keberhasilan penerapan tindakan ini peneliti tetapkan sebesar 85% dalam menyusun penelitian tindakan kelas. keempat aspek penilaian belum menunjukkan hasil yang signifikan. Artinya berdasarkan indikator jika guru sudah mencapai 85% maka guru dikatakan mampu dalam menentukan KKM. Ketiga aspek yang belum mencapai indikator tersebut adalah guru yang belum mampu merumuskan Kompleksitas untuk tiap mata pelajaran ada 8 orang guru dengan prosentase 61,54%. Jumlah guru yang belum mampu  mampu merumuskan Daya Dukung untuk tiap mata pelajaran ada 8 orang dengan prosentase 61,54%. Jumlah guru yang belum mampu merumuskan Intake untuk tiap mata pelajaran ada 8 orang dengan prosentase 61,54% sedangkan guru yang untuk menentukan KKM masing-msing mata pelajaran ada 9 orang dengan prosentase 69,23%. Setelah melalui refleksi maka perlu adanya perbaikan di siklus II.

Baca Juga:   Gedung Bisnis Terpadu Poltekpar Bali Diresmikan Menparekraft Sandiaga Uno

Tahapan perencanaan siklus II meliputi menyiapkan tempat diselenggarakan KKG. Menghubungi sekolah sebagai tempat pelaksanaan penelitian tindakan sekolah. Menghubungi pembimbing untuk meelaksanakan penelitian tindakan sekolah. Menyiapkan materi dalam melaksanakan penelitian. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam melakukan tindakan. Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan. Metode pengumpulan data yang diambil oleh peneliti merupakan data kualitatif melalui observasi, pengamatan guru serta wawancara kepada para guru mengenai masalah yang ditemukan di kelas.  Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan.

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah siklus II dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain Membagi guru dalam delapan kelompok masing-masing kelompok terdiri dari lima orang.  Menjelaskan tentang cara memperoleh Kriteria Ketuntasan Minimal. Guru diberi tugas mengumpulkan SK dan KD masing-masing mata pelajaran. Guru diberi tugas merumuskan Komplesitas untuk masing-masing mata pelajaran dengan krietria penilaian yang telah dijelaskan. Guru diberi tugas merumuskan Daya Dukung untuk masing-masing mata pelajaran dengan krietria penilaian yang telah dijelaskan. Guru diberi tugas merumuskan Intake untuk masing-masing mata pelajaran dengan krietria penilaian yang telah dijelaskan.  Guru diberi tugas merumuskan KKM masing-masing mata pelajaran. Mempresentasekan hasil penentuan KKM masing-msing mata pelajaran dalam kelompok. Mengumumkan KKM masing-masing mata pelajaran di dalam kegiatan KKG.

Sedangkan hasil observasi guru siklus II dalam menentukan KKM tiap-tiap mata pelajaran di SDK Larantuka 2 Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur menunjukkan bahwa jumlah guru yang mampu merumuskan Kompleksitas untuk tiap mata pelajaran ada 13 orang guru dengan prosentase 100%. Jumlah guru yang mampu  mampu merumuskan Daya Dukung untuk tiap mata pelajaran ada 13 orang dengan prosentase 100%. Jumlah guru yang mampu merumuskan Intake untuk tiap mata pelajaran ada 13 orang dengan prosentase 100% sedangkan guru yang untuk menentukan KKM masing-msing mata pelajaran ada 13 orang dengan prosentase 100%

Berdasarkan hasil yang diperoleh siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa KKG dalam menentukan KKM tiap-tiap mata pelajaran di SDK Larantuka 2 Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur dapat ditingkatkan.

KESIMPULAN

Data hasil observasi guru siklus I dalam menentukan KKM masing-masing mata pelajaran di SDK Larantuka 2 Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur menunjukkan bahwa jumlah guru yang mampu merumuskan Kompleksitas untuk tiap mata pelajaran ada 5 orang guru dengan prosentase 38,46%. Jumlah guru yang mampu  mampu merumuskan Daya Dukung untuk tiap mata pelajaran ada 5 orang dengan prosentase 38,46%. Jumlah guru yang mampu merumuskan Intake untuk tiap mata pelajaran ada 5 orang dengan prosentase 38,46% sedangkan guru yang untuk menentukan KKM masing-msing mata pelajaran ada 4 orang dengan prosentase 30,77%.

Data hasil observasi guru siklus II dalam menentukan KKM masing-masing mata pelajaran di SDK Larantuka 2 Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur menunjukkan bahwa jumlah guru yang mampu merumuskan Kompleksitas untuk tiap mata pelajaran ada 13 orang guru dengan prosentase 100%. Jumlah guru yang mampu  mampu merumuskan Daya Dukung untuk tiap mata pelajaran ada 13 orang dengan prosentase 100%. Jumlah guru yang mampu merumuskan Intake untuk tiap mata pelajaran ada 13 orang dengan prosentase 100% sedangkan guru yang untuk menentukan KKM masing-msing mata pelajaran ada 13 orang dengan prosentase 100%.

Berdasarkan analisis data, dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan KKG efektif untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan KKM tiap-tiap mata pelajaran di SDK Larantuka 2 Kecamatan Larantuka  Kabupaten Flores Timur.

SARAN

Adanya pengaruh peningkatan kemampuan menetapkan KKM tiap-tiap mata pelajaran melalui kegiatan KKG, maka melalui kesempatan ini peneliti mengajukan beberapa saran : Kepada Kepala Sekolah disarankan melakukan monitoring kepada guru dalam menetapkan KKM tiap-tiap mata pelajaran di sekolah. Kepada semua guru dalam melaksanakan tugas untuk dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan KKM tiap-tiap mata pelajaran sebagai bentuk peningkatan profesi guru.

 

 

Berita Terkait