Home Pendidikan UPAYA GURU DALAM MENDISIPLINKAN SISWA PADA SAAT PROSES PEMBELAJARAN PENJASKES TENTANG PERMAINAN BOLA BASKET DI KELAS V MADRASYAH IBTIDAIYAH NEGERI 3 FLORES TIMUR KACAMATAN ADONARA KABUPATEN FLORES TIMUR

UPAYA GURU DALAM MENDISIPLINKAN SISWA PADA SAAT PROSES PEMBELAJARAN PENJASKES TENTANG PERMAINAN BOLA BASKET DI KELAS V MADRASYAH IBTIDAIYAH NEGERI 3 FLORES TIMUR KACAMATAN ADONARA KABUPATEN FLORES TIMUR

by Igo Kleden

NO.10/THN.XV/MEI/2022

JAILAN NURDIN,S.Pd

LATAR BELAKANG

Sekolah dikatakan maju, sebenarnya tergantung dari kesuksesan sekolah tersebut mewujudkan misi dan tujuan sekolah yang bersangkutan. Sekolah yang maju tentunya tidak hanya dipandang dari kelengkapan fasilitas sekolah tersebut tetapi bagaimana sekolah tersebut dapat mencetak kualitas kelulusan sekolah tersebut dapat diterima di masyarakat dan dapat mengabdikan keilmuan yang diterimanya untuk kemajuan dirinya dan untuk kemajuan masyarakat pada skala kecil dan bangsa pada skala besar.

Untuk mendapatkan hal sebagaimana tersebut diatas tentunya tergantung dari totalitas pengelolaan sekolah itu sendiri untuk selalu melakukan inovatif dan perubahan-perubahan, sehingga tujuan dan misi sekolah tersebut dapat dicapai sesuai harapan.

Maka diri itu, kita mengetahui bahwa, Pendidikan adalah suatu hal yang sangat didambakan oleh siapa saja, baik oleh anak, remaja, maupun orang tua. Demi terciptanya pendidikan yang dicita-citakan diperlukan suatu kedisiplinan yang tinggi dari semua pihak yang berkecimpung didalamnya. Dikatakan bahwa, “Disiplin adalah suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsafannya mematuhi terhadap perintah-perintah atau larangan yang ada terhadap suatu hal karena mengerti betul-betul tentang pentingnya perintah dan larangan tersebut.” Dikatakan (Setyobroto, 1993; cox, 2002), bahwa “Tujuan disiplin diri adalah mengupayakan akan pengembangan minat anak dan mengambangkan anak menjadi sahabat, tetangga dan warga negara yang baik”. Dikatakan bahwa, “Manusia dituntut untuk mampu mematuhi berbagai ketentuan atau harus hidup secara berdisiplin, sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Disiplin dan tata tertib dalam kehidupan bila mana dirinci secara khusus dan terurai aspek demi aspek, akan menghasilkan etika dalam pergaulan, termasuk juga dalam hubungan dengan lingkungan sekitar”. Dikatakan bahwa, “Sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang atau peserta didik, hakekatnya adalah suatu tindakan untuk mematuhi nilai-nilai tertentu”. Dikatakan bahwa, “Disiplin merupakan faktor penting pembentukan karakteer para siswa. Disiplin bukan hanya terbatas soal waktu, namun juga menyangkut perilaku yang lain”. Dikatakan bahwa, “Disiplin adalah belajar dan latihan. Orang yang sukses dalam bidang apapun apalagi dalam seni bela diri dan bisa menjadi yang terbaik atau terhebat, selalu orang yang membebankan dirinya sendiri dengan disiplin yang lebih keras dari apa saja yang dibebankan oleh orang lain”. Dikatakan bahwa, “Disiplin sebagai alat pendidikan berarti segala peraturan yang harus ditaati dan dilaksanakan”. Dikatakan bahwa, “Disiplin dan kegiatan belajar mengajar diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar”.

Namun kenyataan yang dihadapi lain dari yang diharapkan. Disiplin tidak selalu bisa ditegakkan dalam praktek di lapangan. Banyak masalah-masalah yang dihadapi peserta didik terkait dengan soal disiplin. Berdasarkan data di lapangan, yaitu: Dari hasil pengamatan saya ditemukan ada tiga siswa terlambat dalam mengikuti pelajaran penjas dilapangan. Dan saya menemukan lagi ada lima siswa yang tidak mau mengikuti pelajaran penjas karena alasan tidak membawa alat olahraga. Kejadian ini dapat didefenisikan sebagai pelanggaran terhadap disiplin dalam pendidikan.

Ketidakdisiplinan siswa tersebut terjadi atas beberapa sebab, antara lain: sumber balajar yang kurang lengkap, dana yang kurang menunjang, media yang sangat terbatas, peraturan yang kurang,dan lain-lain.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa disiplin itu sangat penting baik untuk guru maupun siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar, agar pencapaian pengajarannya dapat optimum. Karena itu sangat perlu untuk meningkatkan disiplin siswa baik disiplin dalam pemakaian seragam sekolah, pemakaian waktu belajar serta disiplin dalam proses belajar mengajar.

Tujuan pendidikan siswa meliputi banyak aspek dan sangat luas, dari keadaan ketergantungan mutlak memperoleh pendidikan sampai ia dapat berdiri sendiri. Beberapa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui jangka pendek, tetapi ada juga yang dicapai dalam jangka panjang. Kita mendidik anak supaya anak mengalami masa anak yang bahagia, karena masa dewasa yang sukses adalah terbentuk atas dasar masa anak yang bahagia.

Anak harus didik supaya hidup dengan cara-cara yang sehat dan bersih, supaya ia tetap memiliki kesehatan fisik yang optimal, anak harus memperoleh pendidikan supaya dapat mencapai perkembangan intelek yang maksimal. Anak harus menjalani proses pendidikan supaya kepribadiannya terbentuk dengan wajar, mencerminkan sifat-sifat kejujuran, kebenaran, rendah hati, ketabahan, tanggung jawab, dan sifat-sifat lainnya.

Menurut Siodentop, (1991) bahwa: Pendidikan jasmani sebagai suatu fanonema sosial budaya telah terbentuk dan sedang berkembang dengan pesatnya sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan ternologi. Pendidikan jasmani dibutuhkan setiap orang untuk berbagai tugas dan sasaran hidup. Pendidikan jasmani disekolah merupakan salah satu bagian dari pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani membimbing perkembangan manusia kearah yang posetif dalam aspek kognitif (wawasan berpikir ), spiko motorik (keterampilan), dan afektif (sikap). Dengan disiplin siswa yang tinggi terdapat beberapa harapan yang dikemukakan oleh Amir (2006:5) adalah sebagai berikut : Dapat mengembangkan seluruh potensi yang ada pada siswa sehingga dapat mencapai prestasi secara maksimal, yang nantinya dari pengalaman kerterampilan dalam bidang olahraga yang dapat diterima di masyarakat untuk memasuki lapangan kerja maupun kejenjang yang lebih tinggi lewat keterampilannya itu. Dapat meningkatkan motivasi serta disiplin siswa dalam proses belajar, karena ta motivasi yang tinggi tidak akan diporoleh prestasi yang memuaskan dari berbagai bidang terkhususnya pada bidang olahraga, mengapa, karena dapat menghasilkan atlet-atlet yang berponsi di masa yang akan datang.

Baca Juga:   Poktekpar Bali Sukses Gelar Bootcamp STPreneur Pre-Incubation Batch IX

Prestasi belajar siswa yang maksimal diharapkan sebagai tolak ukur (indikator) dalam keberhasilan pelaksanaan kurikulun atau pelaksanaan proses belajar mengajar Husdarta,  (2008: 46). Untuk keberhasilan proses tersebut, siswa diharapkan aktif berperan dalam kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan langkah-langkah sebagai berikut : Siswa ikut secara aktif dalam PBM, baik itu dalam ruangan kelas maupun di lapangan. Siswa bersikap posetif dalam mengikuti pelajaran. Siswa memiliki suasana yang akrab dalam belajar berkelompok, serta saling berinteraksi Siswa menggunakan waktu sebaik-baiknya .

Harapan guru dapat bersikap posetif dalam menanggapi aktivitas siswa sehingga kegiatan proses belajar mengajar benar-benar terjadi sebuah komunikasi yang saling menguntungkan antara guru dan siswa.

Pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga, yaitu mendidik anak dikemukakan oleh Husdarta, (2009:9).

Bentuk-bentuk aktivitas siswa yang bisa terjadi dalam Proses Belajar Mengajar diantaranya yaitu : Mengajukan pertanyaan kepada guru. Menjawab pertanyaan dari guru. Menyampaikan ide yang posetif. Memberi pandangan terhadap masalah yang timbul dalam PBM.

Prestasi belajar siswa yang maksimal diharapkan menghasilkan para lulusan yang benar-benar siap menghadapi tantangan dimasa depan. Dan inilah harapan penulis agar penerapan disiplin siswa terus digalakkan sehingga prestasi belejar siswa terus meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan penjelasan tersebut untuk menghilangkan salah tafsir yang berbeda, maka penegasan ini digunakan untuk lebih menegaskan masalah yang akan diteliti pada :’’Upaya Guru Dalam Mendisiplinkan Siswa Pada Saat Proses Pembelajaran Penjaskes tentang Permainan Bola Basket Di Kelas V Madrasyah Ibtidaiyah Negeri 3 Flores Timur Kacamatan Adonara Kabupaten Flores Timur.”

IDENTIFIKASI MASALAH 

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti  dapat mengidentifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bentuk-bentuk kedisiplinan yang diberikan kepada siswa pada saat mengikuti pembelajaran penjas.
  2. Hasil yang diperoleh dari kedisiplinan terhadap proses pembelajaran penjaskes.

PEMBATASAN MASALAH

Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah : upaya guru dalam mendisiplinkan siswa pada saat proses pembelajaran Penjaskes tentang bola basket di kelas V Madrasyah Ibtidaiyah 3  Kecamatan Adonara Kabupaten Flores Timur.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada kajian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bentuk disiplin yang diberikan pada siswa dalam mengikuti pembelajaran penjaskes tentang bola basket di Madrasyah Ibtidaiyah 3 Kecamatan Adonara Kabupaten Flores Timur.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui upaya guru dalam mendisiplinkan siswa  pada pembelajaran penjaskes tentang bola basket di Madrasyah Ibtidaiyah 3 Kecamatan Adonara Kabupaten Flores Timur.

MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

A. Kegunaan Teoritis

  1. Untuk memperbaiki kualitas siswa dalam belajar.
  2. Sebagai masukan sekolah dalam meningkatkan pola disiplin di Madrasyah Ibtidaiyah 3 Flores Timur Kecamatan Adonara Kabupaten Flores Timur.
  3. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi dibidang ilmu pendidikan dalam hal ini pendidikan karakter siswa.

b. Kegunaan Praktis

  1. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi guru pendidikan jasmani.
  2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi siswa kelas V Madrasyah Ibtidaiyah 3 Flores Timur.
  3. Bagi peneliti, penelitian ini dipandang penting karena dapat menaplikasikan segala pengetahuan yang dapat diperoleh selama mengikuti proses perkuliahan.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dianalisis secara deskriptif kualitatif yang terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester dua Bulan Februari, Tahun Ajaran 2021/2022.

Baca Juga:   KBRI Moskow Jalin Kemitraan Kampus di Indonesia dengan Belarus

Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V Madrasyah Ibtidaiyah Negeri 3 Flores Timur Desa Lamahoda – Kecamatan Adonara – Kabupaten Flores Timur – Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan terhadap siswa kelas V Madrasyah Ibtidaiyah 3 Flores Timur sebanyak 19 siswa, terdiri dari 6 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan, dengan tingkat kemampuan berbeda, ada yang kurang, ada yang sedang dan ada beberapa orang di atas rata-rata kelas.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Setiap tahapan diuraikan sebagai berikut :

Deskripsi Siklus I

Siklus I terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

  • Melakukan konsultasi dengan guru pembimbing untuk merencanakan pembelajaran pada siklus I.
  • Guru menyiapkan rencana pembelajaran Siklus I
  • Membagi siswa dalam kelompok
  • Guru menyiapkan lembaran pengamatan dan soal evaluasi
  • Guru peneliti berkonsultasi dengan guru pembimbing tentang waktu pelaksanaan penelitian.

b. Pelaksanaan

Setelah melakukan konsultasi dengan pembimbing, guru peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dengan langkah-langkah sbb:

  • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
  • Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
  • Siswa dan guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang dipelajari.
  • Siswa mempraktekan gerakan dalam permainan bola basket
  • Guru membimbing siswa dalam mempraktekkan gerakan dalam permainan bola basket.
  • Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembe
  • Melaksanakan post test.
  • Guru menilai hasil post test

c. Observasi

Kegiatan yang dilakukan dalam observasi adalah :

  • Guru peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa.
  • Guru pembimbing melakukan pengamatan terhadap guru peneliti selama proses pembelajaran dengan menggunakan format yang tersedia.
  • Guru peneliti menganalisis hasil evaluasi siswa.

d. Refleksi

  • Setelah guru peneliti melihat hasil yang diperoleh dari guru pembimbing maka guru peneliti melakukan diskusi membahas hasil yang diperoleh pada siklus I dan melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
  • Guru peneliti merancang perbaikan pembelajaran siklus I untuk menyempurnakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan rencana tindakan kedua merujuk pada data siklus I dan sesuai dengan hasil refleksi dengan strategi sebagai berikut :

a. Perencanaan

Melihat kekurangan yang muncul pada siklus I dan menentukan solusinya dengan langkah-langkah :

  • Guru menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran
  • Guru menyiapkan lembaran pengamatan dan soal evaluasi
  • Membagi siswa dalam kelompok
  • Guru peneliti meminta bantuan guru pembimbing melakukan pengamatan proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut :

  • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
  • Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
  • Guru menjelaskan materi pembelajaran
  • Guru membagikan lembaran LKS
  • Siswa mempraktekan gerakan dalam permainan bola basket.
  • Guru membimbing siswa dalam mempraktekkan gerakan dalam permainan bola basket.
  • Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
  • Mengadakan post test.
  • Guru menilai hasil post test siswa.

c. Observasi

Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :

  • Guru pengamat melakukan pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
  • Guru pengamat melakukan pengamatan terhadap guru peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.
  • Guru peneliti menganalisis hasil evaluasi siswa.

d. Refleksi

Guru peneliti bersama guru pembimbing berdiskusi tentang hasil yang diperoleh pada siklus II.

Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara : Hasil pengamatan guru pengamat dan analisis hasil evaluasi tiap siklus

Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui hasil dari rata-rata kelas dan ketuntasan nilai secara klasikal dapat diketahui  dengan rumus di bawah ini. Indikator Keberhasilan

Data hasil tes belajar dianalisis dengan menggunakan acuan tingkat pemahaman atau penguasaan siswa. KKM yang digunakan adalah 70. Tingkat keberhasilan siswa dikatakan telah tuntas belajar apabila telah memiliki daya serap 70 % ke atas. Sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila paling sedikit 85 % siswa di kelas tersebut telah tuntas belajar.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan siklus I meliputi, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan awal yang dilaksanakan adalah siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama, apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran. Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. Siswa dan guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang dipelajari. Siswa mempraktekan gerakan dalam permainan bola basket. Guru membimbing siswa dalam mempraktekkan gerakan dalam permainan bola basket. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Melaksanakan post test. Guru menilai hasil post test.

Baca Juga:   Politeknik Pariwisata Bali Sukses Gelar Yudisium Pascasarjana, Sarjana dan Diploma secara Hybrid

Dalam kegiatan penutup siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian indikator pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar.  Siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing untuk mengakhiri pelajaran.

Dalam pembelajaran siklus I jumlah siswa yang displin dalam pembelajaran ada 7 orang dengan prosentase keaktifan sebesar 36,84%, siswa yang kurang displin ada 12 orang dengan prosentase sebesar 63,16%. Sedangkan hasil observasi guru siklus I menunjukkan jumlah nilai yang diperoleh dalam observasi guru siklus I adalah 15,39, dengan rata-rata skor adalah 3,85. Dengan melihat hasil yang diperoleh guru maka guru dikatakan baik dalam melaksanakan pembelajaran siklus I. Jumlah nilai siswa siklus I adalah 1290, rata-rata kelas 67,89. Prosentase ketuntasan secara klasikal 42,10%.

Melihat hasil yang ada pada siklus I maka peneliti dan guru pengamat melakukan refleksi. Hasil yang diperoleh dari refleksi adalah siswa belum displin pembelajaran sehingga siswa kurang mengerti tentang materi yang disampaikan dalam pembelajaran. Akibat kurang displinya siswa dalam pembelajaran maka hasil yang diperoleh siswa belum menunjukkan hasil yang optimal. Hasil yang diperoleh siswa dalam pembelajaran siklus I belum menunjukkan hasil yang memuaskan sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Pada pertemuan siklus II, pelaksanaan kegiatan meliputi, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan awal yang dilaksanakan adalah siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama, apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran. Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti mencakup, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. Siswa dan guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang dipelajari. Siswa mempraktekan gerakan dalam permainan bola basket. Guru membimbing siswa dalam mempraktekkan gerakan dalam permainan bola basket. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Melaksanakan post test. Guru menilai hasil post test.

Dalam kegiatan penutup siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian indikator pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar.  Siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing untuk mengakhiri pelajaran. Guru melaksanakan post test.

Hasil observasi siswa menunjukkan bahwa semua siswa displin dalam pembelajaran dengan prosentase 100%. Dan hasil observasi guru menunjukkan bahwa jumlah nilai yang diperoleh dalam observasi guru siklus II adalah 15,90, dengan rata-rata skor adalah 3,97. Dengan melihat hasil yang diperoleh guru maka guru dikatakan baik dalam melaksanakan pembelajaran siklus II.

Pembelajaran siklus II diakhiri dengan pemberian post tes. Hasil post menunjukkan bahwa semua siswa tuntas dalam pembelajaran dengan prosentase 100%. Jumlah nilai siklus II adalah 1630 dengan rata-rata kelas 85,79

Berdasarkan hasil observasi siswa, observasi guru serta hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dikatakan bahwa siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah 3 Flores Timur Kecamatan Adonara Kabupaten Flores Timur tahun ajaran 2021/2022 disiplin dalam pembelajaran Penjaskes tentang permainan bola basket.

KESIMPULAN

Hasil observasi siswa siklus I menunjukkan bahwa siswa yang displin dalam pembeljaran ada 7 orang dengan prosentase keaktifan sebesar 36,84%, sedang siswa yang kurang displin dalam pembelajaran ada 12 orang dengan prosentase 63,16%. Jumlah nilai siswa siklus I adalah 1290, rata-rata kelas 67,89. Prosentase ketuntasan secara klasikal 42,10%%. Hasil observasi siswa siklus II menunjukkan bahwa semua siswa aktif dalam pembeljaran dengan prosentase 100%. Hasil post test siklus II menunjukkan bahwa semua siswa tuntas dalam pembelajaran dengan prosentase 100%. Jumlah nilai siklus II adalah 1630 dengan rata-rata kelas 85,79.

Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan maka disimpulkan bahwa siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah 3 Flores Timur Kecamatan Adonara Kabupaten Flores Timur tahun ajaran 2021/2022 disiplin dalam pembelajaran Penjaskes tentang permainan bola basket.

SARAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh siklus I dan siklus II maka peneliti menyampaikan beberapa saran bagi : Sebaiknya guru peran aktif dalam mendispilinkan siswa dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Penjaskes. Meningkatkan aktivitas belajar untuk dapat menguasai dan memahami materi pelajaran melalui penguasaan konsep-konsep pokok pembelajaran terutama tentang permainan bola basket.***

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait